Washington “Lindungi” Israel di Kasus Pembunuhan Jurnalis Aljazeera Shireen Abu Akleh
Kemenlu AS mengeluarkan pernyataan kontradiktif terkait kasus pembunuhan jurnalis Aljazeera Shireen Abu Akleh.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Menurut laporan investigasi CNN, Abu Akleh terbunuh dalam serangan yang ditargetkan oleh pasukan Israel.
Petunjuk itu menunjukkan pembunuhan itu memang disengaja. Klaim yang dibuat pemerintah Israel, baku tembak terjadi di menit-menit menjelang pembunuhan, dibantah penyelidikan Washington Post.
Fakta ini penting karena argumen militer Israel tentang mengapa mereka mengatakan penembakan itu tidak disengaja didasarkan pada klaim mereka tentara Israel kemungkinan mencoba menembaki militan Palestina.
Selanjutnya, menurut Washington Post, “Abu Akleh dan jurnalis lain yang diidentifikasi sebagai pers kemungkinan akan terlihat dari posisi konvoi IDF.”
The New York Times juga melakukan penyelidikannya tersendiri. Mereka menemukan tidak ada orang Palestina bersenjata di dekatnya (Abu Akleh) ketika dia ditembak.
Kesimpulan itu membantah klaim pemerintah Israel tentang berapa banyak peluru yang ditembakkan ke arah wartawan.
The New York Times menyatakan peluru yang membunuh Abu Akleh ditembakkan dari perkiraan lokasi konvoi militer Israel, kemungkinan besar oleh seorang tentara dari unit elit.
Penyelidikan PBB juga sampai pada kesimpulan konsisten dengan banyak temuan pihak lain, tembakan yang membunuh Abu Akleh berasal dari Pasukan Keamanan Israel.
Gagal Menunjukkan Keadilan
Elemen meresahkan lainnya seputar penyelidikan AS adalah kegagalan Gedung Putih dalam pendekatannya untuk mencapai keadilan.
Ketika berita pertama kali pecah tentang kematian Abu Akleh pada 11 Mei, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price menyatakan Israel memiliki sarana dan kemampuan untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan komprehensif.
Pernyataan itu mengindikasikan penyelidikan AS tidak diperlukan. Namun, kemudian dilaporkan Israel tidak akan melakukan penyelidikan atas pembunuhan tersebut.
Sebuah pernyataan dari pengacara militer IDF menyatakan jika seorang tentara Israel terbukti bertanggung jawab atas penembakan yang mematikan itu, mereka tidak akan bersalah atas pembunuhan tersebut.
Informasi di atas juga harus dipasangkan fakta Kementerian Luar Negeri Israel dan berbagai tokoh politik mendistribusikan video pria bersenjata Palestina, setelah pembunuhan.