Respon Rusia Soal Absennya Menlu Inggris dalam Pertemuan G20 Bali: Boikot Mendalam terhadap Moskow
Rusia merespon ketidakhadiran Menlu Inggris dalam pertemuan G20 di Bali pada Jumat (8/7/2022) kemarin, dengan menyebutnya sebagai boikot mendalam.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyoroti ketidakhadiran Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss dalam pertemuan Foreihn Minister's Meeting (FFMM G20 Bali), yang digelar pada Jumat (8/7/2022).
Kantor berita TASS melaporkan, Maria Zakharova menyebut absenya Truss sebagai "boikot mendalam" terhadap delegasi Rusia.
"Anda tahu, ini semacam boikot mendalam terhadap delegasi Rusia yang pergi sehari sebelumnya,” kata Maria Zakharova dalam wawancara yang disiarkan televisi pada Minggu malam, menurut TASS.
Dia mengatakan sebelumnya bahwa Barat telah gagal memboikot Rusia pada pertemuan para menteri luar negeri G20.
Cari dukungan untuk gantikan Boris Johnson
Dikutip Al Jazeera, pekan lalu Truss mempersingkat kehadirannya di pertemuan para menteri luar negeri G20 di Indonesia untuk terbang kembali ke London guna mencari dukungan atas upayanya menggantikan Boris Johnson sebagai perdana menteri Inggris.
Baca juga: Menko Airlangga Serukan agar Negara Anggota G20 Bersatu untuk Mengatasi Permasalahan Global
Truss mengaku yakin dapat memimpin warga Inggris di masa depan.
"Saya maju karena saya dapat memimpin, memberikan dan membuat keputusan sulit. Saya memiliki visi yang jelas tentang di mana kita harus berada, dan pengalaman dan tekad untuk membawa kita ke sana," kata Truss di koran The Telegraph, Minggu (10/7/2022).
"Saya akan turut pemilihan sebagai Konservatif dan memerintah sebagai Konservatif," lanjut Truss seraya menambahkan Rusia, China dan krisis ekonomi di antara tantangan yang dihadapi Inggris saat ini.
"Di bawah kepemimpinan saya, saya akan mulai memotong pajak dari hari pertama untuk mengambil tindakan segera untuk membantu orang mengatasi biaya hidup," kata Truss seraya dia akan membalikkan kenaikan asuransi nasional.
Truss berjanji jika dia menjadi perdana menteri, dan membuat Inggris kembali ke jalurnya untuk menjadi pembangkit tenaga listrik dengan pertumbuhan tinggi dan produktivitas tinggi berdasar filosofi konservatif.
Sehari sebelumnya, mantan Menkes Inggris Jeremy Hunt, yang kalah dari Boris Johnson pada 2019, memutuskan maju di pemilihan.
Baca juga: Boris Johnson Mundur, Menlu Inggris Elizabeth Truss Putuskan Pulang dan Batal Ikut FMM G20 di Bali
Begitu pula Sajid Javid, mantan Menkes Inggris kabinet Johnson, juga mengumumkan pencalonannya.
Baik Hunt (55) dan Javid (52) mengatakan mereka akan memotong pajak perusahaan dari 25 persen saat ini menjadi 15 persen jika mereka menjadi perdana menteri.
Siapa Liz Truss?