Korban Tewas akibat Bentrokan Antarsuku di Sudan Jadi 65 Orang, 150 Lainnya Terluka
Korban tewas akibat bentrokan antarsuku di Nil Biru, Sudan telah meningkat menjadi 65 orang, sedangkan sekitar 150 lainnya terluka.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
Tetapi, seorang anggota senior Birta mengatakan suku itu menanggapi pelanggaran tanahnya oleh Hausa.
Baca juga: Kelebihan Muatan, Kapal Pengangkut 15.800 Domba Tenggelam di Sudan
Wilayah Qissan dan negara bagian Nil Biru secara umum telah lama menyaksikan kerusuhan, dengan pejuang selatan menjadi duri di pihak mantan presiden kuat Sudan Omar al-Bashir, yang digulingkan oleh tentara pada 2019 menyusul protes jalanan.
Para ahli mengatakan kudeta tahun lalu, yang dipimpin oleh panglima militer Abdel Fattah al-Burhan, menciptakan kekosongan keamanan yang telah mendorong kebangkitan kembali kekerasan suku, di negara di mana bentrokan mematikan secara teratur meletus atas tanah, ternak, akses ke air dan penggembalaan.
Demonstran pro-demokrasi menuduh kepemimpinan militer Sudan dan mantan pemimpin pemberontak yang menandatangani kesepakatan damai 2020 memperburuk ketegangan etnis di negara bagian Nil Biru untuk keuntungan pribadi.
Pada hari Minggu, polisi menembakkan gas air mata di ibu kota Sudan Khartoum terhadap ratusan pengunjuk rasa anti-kudeta yang juga meminta perhatian pada bentrokan mematikan di selatan negara itu.
Ibu kota telah menjadi tempat protes hampir mingguan sejak perebutan kekuasaan al-Burhan menggagalkan transisi ke pemerintahan sipil.
(Tribunnews.com/Yurika)