Amerika Serikat Rilis Laporan Tahunan Perdagangan Manusia Tahun 2022, Kemlu RI Ungkap Hal Berbahaya
Amerika Serikat (AS) merilis 'Laporan Tahunan Perdagangan Manusia Tahun 2022' yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony J Blinken.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) merilis 'Laporan Tahunan Perdagangan Manusia Tahun 2022' yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony J Blinken pada Selasa (19/7/2022).
Blinken mengklaim 25 juta orang telah menjadi korban perdagangan manusia, dimana AS disebutnya akan berkomitmen untuk memeranginya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia (Jubir Kemlu RI), Teuku Faizasyah, pada press briefing Kamis (21/7/2022) menyatakan, Indonesia sebetulnya tidak ada urgensi untuk menanggapi secara khusus laporan ini.
Baca juga: Menlu Retno: Jokowi Akan Melawat ke China, Jepang dan Korsel: Bahas Perdagangan dan Investasi
Namun setidaknya ia memberikan tiga catatan.
Pertama, menurutnya Jubir, laporan sejenis ini adalah laporan suatu negara yang bersifat unilateral, tanpa parameter yang jelas, dan proses penyusunannya pun tidak transparan.
Kedua, karena ketidak jelasan parameter ini maka Indonesia tidak dalam posisi untuk memberikan komentar.
Ketiga, akan lebih berbahaya lagi jika laporan-laporan ini dilatarbelakangi oleh semangat rivalitas antar kekuatan besar dalam kaitan ini.
"Dan ditengah situasi dunia yang menghadapi banyak tantangan, sudah selayaknya negara -negara mengedepankan kerjasama memperkuat solidaritas dan kapasitas, demi dunia yang damai, stabil dan kemakmuran," ujarnya.
Faizasyah menambahkan, komitmen Indonesia untuk memerangi perdagangan manusia sangatlah nyata.
Baca juga: Menlu Retno: Indonesia Bertanggungjawab Jadikan Asia Tenggara Kawasan yang Damai, Stabil dan Makmur
Bahkan sejak 2002, Indonesia bersama Australia terus menginisiasi Bali Process, sehingga negara-negara di kawasan dapat mencari solusi bersama atas isu perdagangan manusia.
" Di tahun 2022 ini, Bali Process akan rencana untuk bertemu untuk yang kedua kalinya," kata Faizasyah.
Jubir menggaris bawahi bahwa Bali Process merupakan satu-satunya regional konsultasi proses yang membahas isu perdagangan orang, penyelundupan manusia, dan kejahatan terkait lainnya di kawasan.
Itu sebabnya, Indonesia merupakan negara yang berkomitmen dalam memberantas perdagangan orang.
"Jadi saya tegaskan sekali lagi, Indonesia sangat berkomitmen untuk isu-isu yang terkait perdagangan manusia, atau isu-isu terkait lintas batas negara terkait manusia," ujarnya.