Rusia Lanjutkan Pasokan Gas ke Eropa Lewat Jerman Melalui Aliran Pipa Nord Stream 1
Eropa kembali menerima aliran gas Rusia lewat pipa Nord Stream 1 melalui Jerman setelah 10 hari pasokan dihentikan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Rusia kembali membuka pipa gas Nord Stream 1 setelah 10 hari menghentikan pasokan penting ke Eropa melalui Jerman.
Langkah ini dinilai menghilangkan kekhawatiran akan penghentian balasan pengiriman gas dari Moskow.
"Ini bekerja," kata juru bicara Nord Stream, tanpa menyebutkan jumlah gas yang dikirim.
Dilansir Al Jazeera, menurut data yang diberikan oleh raksasa energi milik negara Rusia Gazprom ke Gascade, operator saluran Jerman, 530 gigawatt jam (GWh) akan dikirimkan pada siang hari.
"Ini hanya 30 persen dari kapasitasnya," tulis Klaus Mueller, presiden regulator energi Jerman, Badan Jaringan Federal di Twitter.
Pipa Nord Stream 1 di bawah Laut Baltik telah ditutup sejak 11 Juli untuk menjalani pemeliharaan tahunan.
Baca juga: Jerman Lega, Krisis Energi Bisa Dikurangi Setelah Gazprom Buka Kembali Pipa Nord Stream 1
Pengiriman gas akan dimulai kembali setelah pemeliharaan
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengindikasikan bahwa pengiriman gas melalui pipa Nord Stream 1 akan dimulai kembali setelah pemeliharaan selesai.
Namun, Putin juga memperingatkan bahwa aliran mungkin dibatasi kecuali perselisihan mengenai suku cadang yang dikenai sanksi diselesaikan.
Gazprom memotong aliran ke Jerman melalui pipa vital Nord Stream 1 sekitar 40 persen bulan lalu.
Pihak terkait menyalahkan tidak adanya turbin gas Siemens yang sedang menjalani perbaikan di Kanada.
Pemerintah Jerman menolak penjelasan Gazprom dan khawatir bahwa Moskow tidak akan membuka kembali pipa tersebut setelah pekerjaan yang dijadwalkan, sebagai pembalasan atas sanksi Barat atas invasi Rusia ke Ukraina.
Komisi Eropa pada hari Rabu mendesak negara-negara Uni Eropa untuk mengurangi permintaan gas alam sebesar 15 persen selama beberapa bulan mendatang untuk mengamankan stok musim dingin dan mengalahkan "pemerasan" Rusia.
Baca juga: Iran Tandatangani Perjanjian dengan Perusahaan Gas Rusia Selama Kunjungan Putin
Komisaris Uni Eropa (UE) juga meminta negara-negara anggota untuk memberikan Brussels kekuatan khusus untuk memberlakukan penjatahan energi wajib jika Rusia memotong jalur gas Eropa.
“Rusia memeras kami,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen kepada wartawan.
“Rusia menggunakan energi sebagai senjata dan oleh karena itu, dalam hal apa pun, apakah itu pemutusan sebagian besar gas Rusia atau pemutusan total … Eropa harus siap.”
Penghentian total impor atau pengurangan tajam arus dari timur ke barat dapat menimbulkan dampak bencana pada ekonomi Eropa, menutup pabrik dan memaksa rumah tangga untuk mengurangi suhu.
Rusia sumbang 40 persen impor gas Uni Eropa
Tahun lalu, Guardian melaporkan, Rusia menyumbang sekitar 40 persen dari total impor gas UE dan gangguan lebih lanjut terhadap pasokan juga akan mendorong harga konsumen lebih tinggi dan meningkatkan risiko resesi yang dalam.
Pengaktifan kembali pipa terjadi setelah komentar dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menunjukkan bahwa tujuan Kremlin telah meluas selama perang lima bulan.
Sergey Lavrov mengatakan kepada kantor berita negara RIA Novosti pada Rabu (20/7/2022) bahwa "tugas" militer Rusia di Ukraina sekarang melampaui wilayah Donbas timur.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.