Sri Lanka Tolak Pemimpin Baru: Ranil Wickremesinghe Bukan Presiden Kami, Dia Lebih Licik
Para pengunjuk rasa anti-pemerintah kembali turun ke jalan setelah Ranil Wickremesinghe terpilih sebagai presiden baru Sri Lanka.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
Sementara, petasan perayaan terdengar di beberapa bagian negara itu minggu lalu ketika orang-orang Sri Lanka mendengar Rajapaksa telah mengundurkan diri beberapa hari, tidak ada perayaan seperti itu yang menyambut penunjukan Wickremesinghe, dengan hanya puluhan pendukungnya terlihat merayakan di jalan-jalan.
Banyak pengunjuk rasa Sri Lanka juga tidak terkesan dengan saingan utama Ranil pada pemilihan hari ini, Dullas Alahapperuma, karena ia tidak memiliki pengalaman pemerintahan di negara yang dililit hutang yang sangat membutuhkan dana talangan Dana Moneter Internasional.
Warga Sri Lanka telah memprotes selama berminggu-minggu di tengah krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang telah membawa negara itu ke jurang kebangkrutan dan semakin tidak mampu membayar makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.
Merasa dikhianati oleh parlemen, gerakan protes yang dipimpin oleh pemuda saat ini sedang menyusun kembali dan memikirkan kembali strateginya, menurut Melani Gunathilake, seorang pengunjuk rasa terkemuka.
“Kami tahu betul bahwa Ranil Wickremesinghe tidak sama dengan Gotabaya Rajapaksa. Dia adalah orang yang lebih licik,” katanya kepada Al Jazeera.
“Baru-baru ini dia bahkan berusaha menekan protes dengan memberlakukan keadaan darurat dan mengirim helikopter angkatan udara ke GotaGoGama."
"Tapi saya tidak berpikir orang akan terintimidasi oleh tindakan ini lagi. Sri Lanka layak mendapatkan pemimpin yang benar-benar peduli pada rakyatnya, bukan seseorang yang memikirkan masa depan politiknya.”
Baca juga: PM Wickremesinghe Sah Jadi Presiden Baru Sri Lanka
Ranil dijadwalkan untuk mengambil sumpah sebagai presiden Sri Lanka pada Kamis pagi, dengan masa jabatan kepresidenannya akan berlangsung hingga 2024.
Begitu dia menjadi presiden, jabatan perdana menteri menjadi kosong dan kabinet menteri dibubarkan.
Ranil juga akan mengundurkan diri sebagai anggota parlemen.
Fokus langsungnya adalah menemukan kandidat yang cocok untuk perdana menteri dalam pemerintahan baru.
Pada hari Rabu, Ranil meminta lawan politik untuk mengesampingkan perpecahan mereka dan bekerja sama untuk mengatasi kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan yang parah selama berbulan-bulan.
“Sekarang setelah pemilihan selesai, kita harus mengakhiri perpecahan ini,” katanya.
Berbicara kepada media segera setelah pemilihan Ranil, Menteri Harin Fernando mengisyaratkan bahwa presiden akan mencoba membentuk pemerintahan nasional bersama dengan banyak partai lain.
(Tribunnews.com/Yurika)