Komentar Warga Timor Leste tentang Indonesia, Singgung soal Diberi Kesempatan untuk Sekolah
Warga Timor Leste berbicara soal Indonesia, bersyukur diberi kesempatan untuk sekolah.
Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
Lucitania Cris yang juga mahasiswi UNTL mengatakan, perkembangan ekonomi dan pendidikan di Timor Leste masih minim.
Sehingga, kata dia, banyak anak muda Timor Leste yang memilih bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
Baca juga: Timor Leste Ingin Jadi Anggota ASEAN di 2023, Apa Tanggapan Indonesia?
Menurutnya, banyak anak muda Timor Leste yang pergi ke Inggris, Korea Selatan, dan Australia.
"Dilihat dari pendapatan keluarga juga minim, jadi mau tidak mau anak pertama biasanya harus mengorbankan pendidikannya untuk mencari hidup yang lebih baik lagi," ujarnya.
"Itu menjadi fenomena sosial yang salah satunya jumlah migran banyak," jelas Lucitania.
Dilansir Kompas.com, sempat terjadi kekosongan kekuasaan di Timor Leste usai dijajah Portugis.
Terdapat tiga perbedaan keinginan di Timor Leste, yakni keinginan untuk merdeka dan memiliki otonomi sendiri, merdeka secara bertahap, dan bersatu dengan Indonesia.
Perbedaan pendapat itu memicu perang saudara hingga Indonesia datang dan menyatakan Timor Leste sebagai bagian dari negara pada 7 Desember 1975 dalam Operasi Seroja.
Operasi Seroja bertujuan untuk memukul mundur pasukan Fretilin yang merupakan pihak yang memerdekakan Timor Leste, namun tidak mendapat dukungan dari warga sipil.
Baca juga: Presiden Ramos Horta Ungkap Hubungan Baik Indonesia-Timor Leste di Bidang Pendidikan
Saat Indonesia ingin mengambil hati rakyat Timor Leste, gerakan separatis terbentuk dan Timor Leste ingin menjadi negara merdeka.
Timor Leste akhirnya dinyatakan merdeka secara utuh oleh PBB pada 30 Agustus 1999.
Presiden BJ Habibie adalah presiden Indonesia yang saat itu memegang tampuk pemerintahan ketika peristiwa merdekanya Timor Leste terjadi.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Puteri Cikal Anasta)