UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-152: Ukraina Klaim akan Rebut Kherson September Mendatang
Invasi Rusia ke Ukraina hari ke-152, Senin (25/7/2022), Ukraina memprediksi pihaknya akan merebut kembali Kherson pada September 2022 mendatang.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia ke Ukraina masih berjalan dan memasuki hari ke-152 pada Senin (25/7/2022).
Pada hari ke-152, Ukraina memperkirakan bahwa mereka akan merebut kembali wilayah selatan Kherson pada September 2022 mendatang.
Klaim tersebut diungkapkan oleh seorang Ajudan Kepala Wilayah Kherson, Sergiy Khlan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan televisi Ukraina.
“Kita dapat mengatakan bahwa wilayah Kherson pasti akan dibebaskan pada bulan September, dan semua rencana penjajah akan gagal," tegasnya.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengatakan pasukan Ukraina bergerak "langkah demi langkah" ke Kherson.
Namun, laporan lain menunjukkan tentara Ukraina melakukannya dengan baik hanya untuk mempertahankan garis depan di desa-desa terdekat.
Baca juga: Usai Kesepakatan Ekspor Pangan Tercapai, Gudang Gandum Ukraina di Pelabuhan Odessa Dihantam Rudal
Berikut Tribunnews.com rangkum serangkaian peristiwa yang terjadi selama perang Rusia di Ukraina, seperti dikutip The Guardian.
Ukraina ancam kesepakatan pengiriman gandum akan terhenti karena ada serangan di pelabuhan utama
Ukraina telah memperingatkan bahwa kesepakatan untuk mengekspor gandum melalui Laut Hitam akan terhenti jika ada serangan udara Rusia lebih lanjut di pelabuhan-pelabuhan utama.
Penasihat ekonomi Zelensky, Oleh Ustenko, mengatakan kepada televisi Ukraina:
"Pemogokan kemarin menunjukkan bahwa itu pasti tidak akan berhasil seperti itu."
Peringatan itu muncul setelah serangan rudal Sabtu (23/7/2022) di Odesa, di mana Moskow bersikeras bahwa serangan itu hanya mengenai kapal perang Ukraina dan rudal anti-kapal Harpoon yang dipasok Amerika Serikat (AS).
Menlu Rusia ke Afrika
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov telah memulai tur ke beberapa negara di Afrika.
Pada pemberhentian pertamanya di Mesir, dia berusaha meyakinkan rekannya Sameh Shoukry bahwa pasokan biji-bijian Rusia akan terus berlanjut.