KTT Teheran, Kisah Sukses Putin-Raisi-Erdogan Melawan Unipolarisme AS
KTT Teheran yang mempertemukan Vladimir Putin, Ebrahim Raisi dan Tayyip Erdogan memperlihatkan kemampuan politik melawan unipolarisme ala AS.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Kolumnis The Cradle, Pepe Escobar, menyebut Rusia, Iran, Turki telah mematahkan dominasi unipolarism ala AS dan sekutu baratnya.
Pertemuan tiga pemimpin negara itu, Vladimir Putin, Ebrahim Raisi, dan Tayyip Erdogan, di Teheran 19 Juli 2022 memperlihatkan kemampuan mereka mengubah permainan geopolitik di Timur Tengah.
Berikut ulasan panjang Pepe Escobar yang artikelnya dipublikasikan di situs The Cradle. Alihbahasa tidak mengubah substansi topik yang diulas Pepe Escobar.
KTT Teheran yang menyatukan Iran-Rusia-Turki adalah urusan yang menarik dalam lebih dari satu cara pandang.
Baca juga: Di Iran, Vladimir Putin Sindir Uni Eropa, Alami Krisis Energi Karena Sanksi yang Mereka Buat Sendiri
Baca juga: Pidato Pelantikan Presiden Iran Ebrahim Raisi: Amerika Serikat Harus Cabut Sanksi
Baca juga: Erdogan Desak Putin Agar Tetap Buka Penyeberangan Bantuan Kemanusiaan Suriah
Seolah-olah isunya tentang proses perdamaian Suriah via Kesepakatan Astana 2017, pernyataan bersama KTT tiga pemimpin itu mencatat komitmen kuat Iran, Rusia dan Turki.
Mereka sepakat bekerja sama menghilangkan teroris di Suriah dan tidak akan menerima fakta baru di Suriah atas nama mengalahkan terorisme.
Itu adalah penolakan besar-besaran terhadap unipolaritas luar biasa perang melawan teror yang pernah menguasai Asia Barat.
Menghadapi Sheriff Global
Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pidatonya bahkan lebih eksplisit. Dia menekankan langkah-langkah spesifik untuk mempromosikan dialog politik inklusif intra-Suriah.
Kata Putin, negara-negara barat yang dipimpin AS sangat mendorong sentimen separatis di beberapa negara dan menjarah sumber daya alamnya bertujuan akhir memisahkan negara Suriah.
Jadi akan ada langkah ekstra dalam format trilateral “kami” yang bertujuan menstabilkan situasi di daerah-daerah itu.
Terpenting kata Putin, mengembalikan kendali kepada pemerintah Suriah yang sah. Baik atau buruk, hari-hari penjarahan kekaisaran akan berakhir.
Pertemuan bilateral di sela-sela KTT – Putin/Raisi dan Putin/Erdogan – bahkan lebih menarik. Konteks adalah kuncinya di sini.
Pertemuan Teheran terjadi setelah kunjungan Putin ke Turkmenistan pada akhir Juni untuk KTT Kaspia ke-6.