Kemenkes Waspadai Importasi Kasus Monkeypox dari Singapura dan Australia
Kemenkes mewaspadai potensi importasi kasus Monkeypox atau cacar monyet dari negara tetangga
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mewaspadai potensi importasi kasus Monkeypox atau cacar monyet dari negara tetangga seperti Singapura dan Australia.
Sampai saat ini tercatat ada 17.156 kasus yang tersebar di berbagai negara pada di Juli 2022.
Baca juga: Cacar Monyet Apakah Sudah Terdeteksi di Indonesia? Ini Kata Kemenkes
"Kenaikannya cepat, dan telah diumumkan darurat global kesehatan," kata Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril dalam keterangan pers virtual, Rabu (27/7/2022).
Syahril mengatakan, ada sepuluh negara dengan kasus terbesar Monkeypox di antaranya Kanada 681 kasus, Amerika Serikat 2.581 kasus, Inggris 2.213 kasus, Portugal 588 kasus, Spanyol 3.125 kasus, Belanda dan Jerman masing-masing 712 kasus, Prancis 1.562 kasus, Italia 407 kasus.
"Juga dua negara tetangga Indonesia, Singapura enam kasus dan Australia 41 kasus jadi perlu diwaspadai," kata dia
Menurut Syahril rata-rata pasien adalah laki-laki berusia 37 tahun. 41 persen kasus memiliki status HIV positif yang sudah dilaporkan ke WHO.
Hingga saat ini ada lima kematian yang dilaporkan akibat Monkeypox yang dialami kelompok usia terbanyak 15-40 tahun
Baca juga: Wapres Maruf Pastikan Cacar Monyet Belum Masuk ke Indonesia
"Umumnya pasien bergejala demam, memiliki lesi di kulit dan mulut, kemudian ruam dan sulit makan serta batuk," tutur dokter Syahril ini.
Diketahui, pada 23 Juli 2022, Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan monkeypox berstatus darurat kesehatan dunia karena mengalami lonjakan kasus.
Baca juga: IDI Minta Dokter Waspadai Gejala Cacar Monyet pada Pasien
Sementara di Indonesia sendiri belum ditemukan kasus Monkeypox. Sebelumnya, Kemenkes mendeteksi sembilan kasus dugaan dengan hasil negatif berdasarkan diagnosa laboratorium.