Jepang Serahkan Bantuan Obat-obatan Tahap Pertama ke Sri Lanka
Pemerintah Jepang menyerahkan bantuan tahap pertama dari total sumbangan obat-obatan senilai 1,5 juta dolar AS kepada Sri Lanka.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO - Pemerintah Jepang menyerahkan bantuan tahap pertama dari total sumbangan obat-obatan senilai 1,5 juta dolar Amerika Serikat (AS) kepada Sri Lanka, Kamis (28/7/2022) kemarin.
Obat-obatan ini diperoleh Jepang melalui UNICEF untuk mengatasi kekurangan obat-obatan yang parah di rumah sakit dan klinik di Sri Lanka untuk pemenuhanlayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan anak-anak, ibu hamil, terutama di beberapa daerah yang paling rentan.
Dikutip dari Adaderana.lk, Jumat (29/7/2022), pasokan obat-obatan tersebut diserahkan oleh Duta Besar Jepang Mizukoshi Hideaki dan Perwakilan UNICEF Sri Lanka Emma Brigham kepada Menteri Kesehatan Sri Lanka Keheliya Rambukwella.
"Kami berharap bantuan ini dapat menjangkau jutaan individu yang rentan untuk membantu mengatasi tantangan yang dihadapi pada krisis ekonomi ini," kata Hideaki.
Divisi Perbekalan Kesehatan (MSD) Departemen Kesehatan Sri Lanka akan mendistribusikan obat-obatan yang menargetkan wilayah paling rentan dan berisiko tinggi, berdasarkan stok obat yang menipis pada tiap kabupaten.
Baca juga: Singapura Perpanjang Masa Tinggal Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa
Brigham mengatakan, krisis yang terjadi saat ini membuat layanan sosial yang vital mengalami gangguan, termasuk pada layanan perawatan kesehatan.
"Bantuan seperti ini, dapat membantu memberikan sedikit harapan," jelas Brigham.
Menurut data UNICEF, hampir 5,7 juta orang di Sri Lanka, termasuk 2,3 juta anak-anak terkena dampak dari gabungan beban kemiskinan, pandemi dan krisis ekonomi.
Baca juga: Krisis Sri Lanka: RS Hampir Tak Bisa Beroperasi, Pasien Diabetes Dipulangkan hingga Harus Jalan Kaki
Lembaga tersebut baru-baru ini meluncurkan seruan global yang menyerukan bantuan mendesak untuk Sri Lanka.
Mitra pembangunan termasuk pemerintah Jepang telah menanggapi seruan itu dengan memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan.