Di Taipei Nancy Pelosi Beri Pernyataan Dukung Demokrasi Taiwan
Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyatakan mendukung demmokrasi Taiwan, dan ingin memperteguh hubungan AS dan Taiwan.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI - Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan kunjungannya ke Taiwan tidak bertentangan kebijakan lama Washington terkait status Taiwan.
Pulau itu memiliki pemerintahan sendiri, meski Beijing menyatakan Taiwan adalah provinsi bagian dari negara itu.
"Kunjungan delegasi Kongres kami ke Taiwan menghormati komitmen teguh Amerika untuk mendukung demokrasi Taiwan yang semarak," kata Pelosi setelah mendarat di Taipei, Selasa (2/8/2022) malam.
Baca juga: Pakai Baju Pink Nancy Pelosi Turuni Tangga Pesawat Air Force One di Taiwan
Baca juga: China Umumkan Uji Tembak Rudal Non-Nuklir, Sasaran Ada di Dekat Pulau Taiwan
Baca juga: Nancy Pelosi Kunjungi Taipei, Empat Kapal Perang Angkatan Laut AS Merapat ke Taiwan
Pejabat AS itu mengatakan diskusinya dengan para pemimpin Taiwan akan fokus pada penegasan dukungan AS dan untuk mempromosikan kepentingan Bersama, termasuk kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Taiwan tidak terdaftar dalam rencana perjalanan resmi Nancy Pelosi untuk perjalanan ke Asia meliputi Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang.
Pemerintah China menganggap perjalanan itu sangat provokatif dan berpotensi menimbulkan konsekuensi bagi Washington.
Pada Senin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian memperingatkan AS, jika Anda bermain api, Anda akan terbakar.
Pernyataan serupa pernah dikemukakan Presiden China Xi Jiping ke Presiden AS Joe Biden.
Setelah Pelosi mendarat di Taipei, Keenlu China mengatakan perjalanan itu akan memiliki dampak parah pada landasan politik hubungan China-AS.
Langkah itu juga dianggap sangat melanggar kedaulatan dan integritas teritorial China.
Beijing mengatakan kehadiran Pelosi di pulau itu merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan memperingatkan Washington berada di jalur berbahaya.
Pelosi adalah Ketua DPR AS pertama yang mengunjungi Taiwan dalam lebih dari dua dekade.
Taiwan, yang secara resmi menyebut dirinya Republik China (ROC), telah memerintah sendiri sejak 1940-an tetapi tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dari Beijing.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia berdiri dalam solidaritas mutlak dengan China.