Pakai Baju Pink Nancy Pelosi Turuni Tangga Pesawat Air Force One di Taiwan
Ketua DPR AS Nancy Pelosi benar-benar singgah di Taiwan meski mendapat protes sangat keras dari China.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI – Ketua DPR Nancy Pelosi benar-benar mewujudkan keinginannya singgah di Taiwan, langkah yang mendapat protes sangat keras dari China.
Menumpang pesawat Air Force One yang disediakan untuk Ketua DPR AS dan anggota Kongres, Nancy Pelosi terlihat menuruni tangga pesawat di kegelapan malam.
Ia mengenakan baju pink, baik atasan maupun bawahan, baju yang sama yang dikenakan Pelosi saat bertamu di Kualalumpur, Malaysia, beberapa jam sebelumnya.
Baca juga: BREAKING NEWS : Ketua DPR AS Nancy Pelosi Diyakini Telah Mendarat di Taiwan
Baca juga: Sejumlah Media Pantau Pergerakan Pesawat Nancy Pelosi, Akahkah Mendarat di Taiwan?
Baca juga: Dua Kapal Induk China Tinggalkan Pangkalan Jelang Nancy Pelosi ke Taiwan, AS Siagakan 4 Kapal Perang
Kedatangannya disambut para pejabat Taiwan, dan pengawalan yang sangat ketat dari aparat Taiwan maupun pengawalan pihak AS.
Pesawat itu mendarat di Bandara Internasional Taipei, Selasa (2/8/2022) sekira pukul 21.00. Direncanakan Rabu (3/8/2022) Pelosi akan menemui Presiden Tsai Ing-wen.
Berbagai media, termasuk televisi Russia Today, menyiarkan secara langsung kedatangan Nancy Pelosi di Taiwan.
Sebelumnya, diberitakan sebuah pesawat berkelir biru putih yang diduga kuat berisi Ketua DPR AS Nancy Pelosi, mendarat di Bandara Internasional Taipei, Selasa (2/8/2022) malam waktu Taipei.
Rekaman video yang dibagikan di kanal Telegram Sputniknews, dan tertera kantor berita Ria Novosti, memperlhatkan detik-detik saat pesawat mendarat di kegelapan malam.
Pendaratan di landas pacu Bandara Taipei diterangi lampu pesawat yang ada di bawah moncong dan dekat roda pesawat tersebut.
Belum ada penjelasan resmi dari pihak AS maupun Taiwan terkait kedatangan Nancy Pelosi di Taiwan.
China memprotes keras perjalanan pejabat tertinggi ketiga di AS it uke pulau yang dianggap bagian provinsi China daratan.
Kegiatan di Malaysia
Sebelum singgah di Taiwan, Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan rombongan Kongres AS bertamu ke Kualalumpur, Malaysia, Selasa (2/8/2022) pagi.
Di ibu kota Malaysia ini, Nancy Pelosi ditemui Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob dan rekannya di legislatif Malaysia Azhar Azizan Harun. Informasi ini dilaporkan kantor berita Bernama.
Kekhawatiran di Selasa pagi hingga sore semakin meningkat Pelosi akan berbelok singgah ke Taiwan, sebelum menuju Jepang atau Korea Selatan.
China menggelar latihan tempur di perairan xekat Selat Taiwan. Sementara militer Taiwan pun meningkatkan kesiapan tempurnya mulai Selasa ini.
Perkembangan ini dilaporkan Central News Agency (CNA) dan Sputniknews, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Menurut outlet berita Taiwan, militer dijadwalkan untuk memulai latihan pada pukul 8 pagi waktu setempat (01:00 GMT) pada 2 Agustus.
Latihan dilanjutkan pukul 12 malam pada 4 Agustus, menyesuaikan semua gerakan tergantung pada tindakan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA).
Saat ini Tentara Pembebasan Rakyat China menggelar latihan militer di Provinsi Fujian di seberang Selat Taiwan sekaligus menutup wilayah maritim yang ditentukan.
Pada saat yang sama, kelompok kapal induk Amerika yang dipimpin USS Ronald Reagan sedang menuju ke arah Taiwan dari perairan Filipina.
Menurut CNA, kesiapan tempur militer pemerintahan pulau itu semula pada tingkat normal dan belum ditingkatkan menjadi kesiapan darurat.
Beijing telah mengecam dugaan rencana delegasi Kongres AS yang dipimpin Nancy Pelosi singgah di Amerika Taiwan.
China menganggap manuver itu sebagai campur tangan yang berani ke dalam urusan internal kedaulatan negara tersebut.
Beijing telah berulang kali menyatakan bahwa perjalanan itu akan melanggar prinsip satu-China dan membahayakan hubungan bilateral AS-China.
China menekankan mereka siap mempertahankan kedaulatan negara dan integritas teritorialnya, memperingatkan Washington konsekuensi mengerikan jika Pelosi tetap ke Taiwan.
Sikap Joe Biden
Pada Senin, Koordinator Dewan Keamanan Nasional AS untuk Komunikasi Strategis John Kirby mengatakan Ketua DPR Nancy Pelosi berhak mengunjungi Taiwan.
Kirby mencatat Pelosi belum mengkonfirmasi rencana perjalanan apa pun. Mantan juru bicara Pentagon itu juga menunjukkan Washington tidak akan terintimidasi Beijing.
“Kami akan terus beroperasi di laut dan langit Pasifik Barat seperti yang kami lakukan selama beberapa dekade. Kami juga berkomitmen menjaga jalur komunikasi terbuka dengan Beijing,” tegasnya.
Kirby memperingatkan "langkah-langkah potensial dari China" dalam beberapa hari mendatang, yang katanya dapat mencakup provokasi militer, seperti menembakkan rudal di Selat Taiwan atau di sekitar Taiwan.
Presiden AS Joe Biden menugaskan pejabat senior, termasuk Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, untuk mengingatkan Pelosi tentang risiko kunjungannya ke Taiwan.
Surat kabar Financial Times mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan Pelosi seolah-olah berencana menemui Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Rabu besok.
Klaim tersebut mengikuti portal berita Taiwan ETtoday yang melaporkan Ketua DPR diharapkan tiba di Taiwan pada Selasa malam.
Lalu mengadakan pertemuan dengan Tsai pada Rabu dan meninggalkan pulau itu sekitar tengah hari pada hari yang sama. Kementerian Luar Negeri Taiwan belum mengomentari laporan tersebut.
Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun Senin lalu mengatakan, China telah berulang kali memperjelas posisinya tentang kemungkinan kunjungan Pelosi ke Taiwan.
Beijing telah berulang kali menyatakan keprihatinan serius dan tegas, menentang kunjungan semacam itu.
“Seperti yang kita lihat, kunjungan dari Gedung Putih atau dari Pelosi, kunjungan seperti itu tampaknya sangat berbahaya, sangat provokatif,” katanya.
Diplomat itu menambahkan potensi kunjungan Pelosi ke Taiwan akan merusak perdamaian dan stabilitas regional di Selat Taiwan, serta hubungan antara Washington dan Beijing.
Akhir tahun lalu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan lebih dari 600 personel militer AS telah mengunjungi pulau itu sejak 2019, bertentangan kebijakan Satu-China.
Selain itu, AS telah berulang kali mengirim kapal perangnya ke Selat Taiwan. Beijing menjuluki misi semacam itu provokasi dan mengecam Washington telah merusak perdamaian dan stabilitas.(Tribunnews.com/Sputniknews/RT/CNA/xna)