Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketegangan AS-China Berlanjut, Tiongkok Jatuhkan Sanki pada Perusahaan Militer Lockheed dan Raytheon

Ketegangan terus meningkat, pemerintah Xi Jinping menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan milik Amerika Serikat, Lockheed dan Raytheon.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Ketegangan AS-China Berlanjut, Tiongkok Jatuhkan Sanki pada Perusahaan Militer Lockheed dan Raytheon
AFP/SAUL LOEB
Presiden AS Joe Biden (kanan) dan Presiden China Xi Jinping (kiri) bertemu di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua di pulau wisata Bali, Indonesia, pada 14 November 2022. - Ketegangan terus meningkat, pemerintah Xi Jinping menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan milik Amerika Serikat, Lockheed dan Raytheon. 

TRIBUNNEWS.COM -  Kementerian Perdagangan China memberlakukan denda dan sanksi terhadap dua perusahaan militer Amerika Serikat (AS) atas penjualan senjata ke Taiwan, Kamis (16/2/2023).

Langkah tersebut, menandai semakin tegangnya hubungan antara Washington dengan Tiongkok.

Dikutip dari Bloomberg, Lockheed (LMT) Martin Corporation dan Raytheon (RTN) Missiles & Defense, anak perusahaan Raytheon (RTN) Technologies Corp, akan ditambahkan ke daftar sanksi China.

Dua perusahaan tersebut, dilarang mengimpor, mengekspor, dan berinvestasi di China.

China menjatuhkan sanksi terhadap AS sehari setelah Beijing menyerukan tindakan balasan sebagai tanggapan atas penanganan Washington soal balon mata-mata China yang memasuki wilayah udara Amerika akhir bulan kemarin.

Menurut CNN, kedua perusahaan juga dikenakan denda dua kali lipat dari penjualan senjata mereka ke Taiwan per September 2020.

Baca juga: AS Ingin Segera Selesaikan Insiden Penembakan Balon Mata-Mata dengan China

Belum jelas bagaimana Beijing akan memberlakukan denda tersebut.

Berita Rekomendasi

Sementara Amerika Serikat melarang penjualan senjata ke China, beberapa kontraktor pertahanan AS memiliki hubungan dengan sektor sipil.

Beijing sebelumnya telah menjatuhkan sanksi pada kedua perusahaan sehubungan dengan penjualan senjata mereka ke Taiwan, tanpa merinci hukuman apa yang akan dikenakan dan bagaimana penerapannya.

Partai Komunis China yang berkuasa memandang Taiwan sebagai wilayahnya, meskipun tidak pernah menguasainya.

Pernyataan kementerian perdagangan China mengutip "kedaulatan nasional" sebagai katalis untuk hukuman.

Baca juga: Soal Insiden Balon Mata-mata, Joe Biden Ingin Bicara dengan Xi Jinping Tapi Bukan untuk Minta Maaf

Presiden AS Joe Biden (kanan) dan Presiden China Xi Jinping (kiri) bertemu di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua di pulau wisata Bali, Indonesia, pada 14 November 2022.
 (Photo by SAUL LOEB / AFP)
Presiden AS Joe Biden (kanan) dan Presiden China Xi Jinping (kiri) bertemu di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua di pulau wisata Bali, Indonesia, pada 14 November 2022. (Photo by SAUL LOEB / AFP) (AFP/SAUL LOEB)

Pemasok utama peralatan militer Taiwan

Dilansir Al Jazeera, Amerika adalah pemasok utama peralatan militer Taiwan.

Raytheon Missiles and Defense, bagian dari Raytheon Technologies Corp, mendapatkan kontrak senilai $412 juta pada bulan September untuk meningkatkan radar militer Taiwan sebagai bagian dari paket penjualan senjata AS senilai $1,1 miliar ke pulau tersebut.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas