Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Atasi Krisis Gas Jerman, Schroeder Sarankan Nord Stream 2, Olaf Scholz Langsung Menolak

Mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroeder menyarankan pengoperasian Nord Stream 2 untuk mencegah krisis energi di Jerman dan Eropa.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Atasi Krisis Gas Jerman, Schroeder Sarankan Nord Stream 2, Olaf Scholz Langsung Menolak
Nord Stream 2 AG/AFP
Foto tak bertanggal ini diambil pada September 2021 dan disediakan oleh Nord Stream 2 AG, menunjukkan kontraktor pipa bawah laut Fortuna melakukan pengikatan di atas air selama tahap akhir konstruksi pipa Nord Stream 2 di Laut Baltik. 

Ottawa akhirnya mengembalikan turbin itu ke Jerman, yang ditahan pengirimannya karena sanksi terhadap Rusia.

Wawancara Schroeder muncul setelah kunjungan ke Moskow pekan lalu.

Sementara Kanselir Jerman Olaf Scholz menolak gagasan menggunakan pipa gas Nord Stream 2 (SP-2) untuk menyediakan gas ke Uni Eropa.

Hal itu disampaikannya saat mengunjungi lokasi produksi Siemens Energy di kota Mülheim an der Ruhr.

“Nord Stream 1 memiliki kapasitas yang cukup. Tidak ada kekurangan,” kata Scholz, menjawab pertanyaan tentang seberapa realistis skenario peluncuran pipa Nord Stream 2 .

Dia ingat proses sertifikasi Nord Stream 2 telah dihentikan, menambahkan saat ini ada kapasitas lain untuk pasokan bahan bakar biru ke Eropa.

Sebelum Schroeder, Tino Khrupalla, pemimpin partai Alternatif untuk Jerman (AfD), menyerukan pasokan gas dari Rusia ke Jerman melalui Nord Stream 2.

BERITA REKOMENDASI

Menurut politisi itu, peluncuran pipa gas akan menghindari krisis energi yang dapat memicu kerusuhan rakyat di negara itu.

Dia juga meminta Berlin meninggalkan kebijakan sanksi yang tidak masuk akal terhadap Rusia untuk menghindari bencana energi.

Pada saat yang sama, Stanislav Mitrakhovich, seorang ahli terkemuka Dana Keamanan Energi Nasional dan Universitas Keuangan di Rusia, mencatat Eropa akan benar-benar menemui kesulitan.

Penghematan gas ala Uni Eropa untuk menghindari energi krisis akan segera menimbulkan kekacauan karena penduduk negara-negara itu terbiasa kondisi nyaman.

Pada 20 Juli, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Eropa telah mengabaikan energi tradisional, dan mencoba mengandalkan sumber-sumber alternatif.


Hal inilah yang menyebabkan bencana ekonomi, harga energi merangkak naik. Pada saat yang sama, barat menimpakan masalah ke Gazprom sebagai pemasok utama energi ke Eropa.(Tribunnews.com/RT/Stern/Izvestia/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas