Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

China Gelar Latihan Militer Skala Besar Seusai Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan

China akan memulai latihan militer skala besar pada hari Kamis (4/8/2022) seusai Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in China Gelar Latihan Militer Skala Besar Seusai Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan
Tribunnews.com
Ilustrasi Jet Tempur milik China. China akan memulai latihan militer skala besar pada hari Kamis (4/8/2022) seusai Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – China akan memulai latihan militer skala besar pada hari Kamis (4/8/2022) seusai Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.

Pelosi telah meninggalkan Taiwan pada hari Rabu (3/8) dalam kunjungan kurang dari 24 jam ke negara itu.

Dalam kunjungannya itu, Nancy Pelosi berjanji akan meningkatkan solidaritas antara AS dengan sekutu demokratis seperti Taiwan.

Baca juga: Buntut Kunjungan Nancy Pelosi, China Batasi Perdagangan Dengan Taiwan

Menurut media Pemerintah China, latihan akan dimulai pukul 12 siang waktu setempat, yang juga termasuk latihan menembak langsung.

“Latihan itu akan berlangsung di beberapa zona yang mengelilingi Taiwan dan akan berakhir pada hari Minggu (7/8) mendatang.” kata media Pemerintah China yang dikutip oleh Channel News Asia, Kamis (4/8/2022)

Sementara itu, surat kabar Global Times melaporkan bahwa latihan itu belum pernah terjadi sebelumnya dan bahwa rudal akan diluncurkan di atas Taiwan untuk pertama kalinya.

BERITA TERKAIT

"Ini adalah pertama kalinya PLA akan meluncurkan artileri jarak jauh langsung melintasi Selat Taiwan," kata surat kabar itu, merujuk pada militer China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Taipei kemudian mengutuk rencana tersebut dan mengatakan bahwa China telah merusak stabilitas keamanan di kawasan Asia Timur.

"Beberapa area latihan China masuk ke perairan teritorial Taiwan," kata juru bicara kementerian pertahanan, Sun Li-fang pada konferensi pers Rabu (3/8).

"Ini adalah langkah irasional untuk menantang tatanan internasional." tambahnya.

Di sisi lain, negara-negara industri Kelompok Tujuh (G7) juga mengutuk latihan yang direncanakan itu, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "tidak ada pembenaran atas kunjungan Pelosi sebagai dalih untuk aktivitas militer agresif di Selat Taiwan".

Baca juga: Komentar Guru Taiwan soal Kunjungan Nancy Pelosi: Disambut Bak Pahlawan, Berani Lawan Tekanan China

China Tingkatkan Tekanan Militer dan Ekonomi di Taiwan Saat Kunjungan Pelosi

Sebelumnya, China telah memperingatkan Pelosi untuk tidak datang ke wilayah yang disengketakan, yang dianggap Beijing sebagai provinsi China, tetapi Taiwan menganggap dirinya sebagai negara merdeka.

Mengutip dari CNBC, Hua Chunying, asisten menteri luar negeri China mengatakan dalam serangkaian tweet bahwa kunjungan Pelosi ke Taiwan merupakan sebuah “provokasi politik besar.”

Pada hari Selasa (2/8), China dilaporkan memberlakukan larangan impor baru untuk lebih dari 100 produk Taiwan, sebagai upaya nyata untuk membebankan biaya ekonomi di Taipei atas perannya dalam kunjungan penting Pelosi.

Akhir pekan lalu, militer China juga mengadakan latihan menembak di Selat Taiwan sebagai tindakan antisipasi atas kunjungan Pelosi ke Taiwan.

Baca juga: Nancy Pelosi Terbang ke Korea Selatan setelah Kunjungannya ke Taiwan

Ketika kunjungan Pelosi semakin dekat, Tentara Pembebasan Rakyat mengerahkan jet tempur ke Selat Taiwan yang terbang sangat dekat dengan garis tengah selat, yang jarang dilintasi.

Saat Pelosi mendarat di Taiwan pada Selasa (2/8) malam, media yang berafiliasi dengan pemerintah China mengumumkan bahwa latihan menembak langsung dalam skala besar akan dilakukan selama akhir pekan mendatang, terutama setelah Pelosi meninggalkan daerah itu.

Ketegangan antara China dan AS

Pekan lalu, ketegangan antara China dan AS mulai meningkat karena adanya laporan bahwa Pelosi akan mengunjungi Taiwan.

Mengutip dari Aljazeera, ketegangan itu semakin menguat ketika Presiden China Xi Jinping memperingatkan Presiden AS Joe Biden agar “tidak ikut campur” atas Taiwan.

Gedung Putih lalu memberikan pernyataan bahwa kebijakan AS tidak berubah dan Washington sangat menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Sementara itu, Biden mengatakan bahwa pembicaraan yang dia lakukan dengan Xi Jinping memiliki tujuan untuk menemukan cara baru agar dapat bekerja sama dengan China di tengah meningkatnya persaingan global dan ketegangan antara kedua negara mengenai hak asasi manusia, kesehatan global dan kebijakan ekonomi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas