Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Buang Kesempatan Bunuh Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah saat Perang Lebanon 2

Israel menyia-nyiakan kesempatan untuk membunuh targetnya, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dalam Perang Lebanon 2 pada tahun 2006.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Israel Buang Kesempatan Bunuh Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah saat Perang Lebanon 2
Ist
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah. Laporan media Israel menyebut militer Israel membuang kesempatan untuk membunuh Hassan Nasrallah saat awal Perang Lebanon 2 pada tahun 2006. 

TRIBUNNEWS.COM - Media Israel, Maariv dan Yedioth Ahronoth, menerbitkan laporan yang menyebutkan kesempatan Israel untuk membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, setelah Israel meluncurkan serangan pertama dalam Perang Lebanon Kedua pada 12 Juli 2006, namun tidak dilakukan.

Laporan itu menggambarkan Hassan Nasrallah sebagai tangan panjang rezim Iran di kawasan dan salah satu musuh Israel yang paling berbahaya.

“Pada sore hari tanggal 12 Juli 2006, beberapa jam setelah Hizbullah menangkap dua tentara Israel, Eldad Regev dan Ehud Goldwasser, Hassan Nasrallah memberikan konferensi pers singkat, membual tentang operasi tersebut," kata laporan tersebut, Sabtu (21/9/2024).

Dalam pertemuan langka, Hassan Nasrallah tampil di hadapan publik pada hari itu.

“Pada saat itu, Sekretaris Jenderal Hizbullah muncul di hadapan hadirin di jantung Kota Beirut, dan dalam pidato publik di depan kamera, dan berbicara kepada orang-orang Israel dengan jelas dan langsung, mengatakan para tahanan Israel sekarang berada di tempat yang aman dan sangat jauh. Jika Israel menyerang Lebanon, mereka akan sangat menyesalinya,” kata laporan itu, mengutip pernyataan Hassan Nasrallah.

Dalam pidatonya, Hassan Nasrallah menilai pemimpin militer Israel saat itu kurang berpengalaman dalam memimpin pertempuran.

“Hassan Nasrallah memberi tahu para pendengarnya bahwa para pemimpin Israel saat itu, Ehud Olmert, Amir Peretz, dan Dan Halutz, masih pemula dan kurang pengalaman," lanjutnya.

BERITA TERKAIT

Para pemimpin mana pun di Israel akan menduga bahwa pada saat itulah Israel kehilangan satu-satunya kesempatan untuk melenyapkan Hassan Nasrallah selama Perang Lebanon Kedua.

Israel Terlalu Lamban Buat Keputusan

Mantan pejabat militer Israel, Ronan Cohen, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Kepala Riset (HTAM) di Divisi Intelijen, mengatakan itu adalah satu-satunya keberadaan Hassan Nasrallah diketahui.

“Ini adalah satu-satunya saat keberadaan Nasrallah terungkap dan muncul di depan umum hingga akhir perang. Dia tidak takut sama sekali. Dia muncul di depan umum, saya mewawancarainya, dia mengadakan konferensi pers di mana dia mengumumkan kehadirannya, dan ada peluang untuk melenyapkannya," kata Ronan Cohen dalam laporan yang dirilis Maariv, Sabtu.

Baca juga: Israel Bunuh 16 Anggota Pasukan Radwan Hizbullah, AS Yakin Masih Bisa Cegah Perang di Lebanon

Ia menggambarkan kekacauan di Israel ketika awal Perang Lebanon Kedua pada Juli 2006, sebelum akhirnya pemerintah memutuskan untuk menyerang Lebanon.

“Sejak awal perang agak tersendat-sendat, masih belum jelas ke mana arahnya,” katanya.

“Pada jam-jam pertama terjadi kekacauan, dan senjata dipindahkan ke Lebanon," tambahnya.

"Pada hari itu, keputusan dibuat di pemerintahan untuk mulai menyerang Lebanon. Satu-satunya kesempatan untuk melenyapkan Nasrallah bergantung pada keputusan cepat pemerintah, dan hal ini bahkan tidak ada dalam agenda," lanjutnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas