Pengawas Nuklir Dunia Peringatkan Risiko 'Bencana' akibat Serangan di Pembangkit Listrik Ukraina
Pengawas nuklir dunia, yaitu Badan Tenaga Atom Internasional memperingatkan risiko 'bencana' akibat serangan di pembangkit listrik Ukraina.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) telah menyerukan penghentian segera serangan di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina selatan.
Risiko nyata dari bencana nuklir dapat terjadi setelah serangan penembakan memicu salah satu reaktor.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi mengatakan dia khawatir dengan laporan kerusakan.
Grossi menuntut agar tim ahli IAEA segera diizinkan mengunjungi pabrik, untuk menilai dan menjaga lokasi.
"Saya sangat prihatin dengan penembakan kemarin di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, yang menggarisbawahi risiko yang sangat nyata dari bencana nuklir yang dapat mengancam kesehatan masyarakat dan lingkungan di Ukraina dan sekitarnya," kata Grossi dalam sebuah pernyataan, Sabtu (6/8/2022).
"Tindakan militer yang membahayakan keselamatan dan keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzya sama sekali tidak dapat diterima dan harus dihindari dengan segala cara," tambahnya.
Baca juga: Amerika Serikat Siapkan Paket Bantuan Tambahan untuk Ukraina Mencapai 1 Miliar Dolar AS
Ukraina menuduh pasukan Rusia menyimpan persenjataan berat dan melancarkan serangan dari pabrik tersebut, yang mereka ambil alih pada awal Maret dan masih diduduki.
Sementara itu, Rusia mengklaim pasukan Ukraina menargetkan kompleks tersebut.
Penembakan pada hari Jumat merusak saluran listrik dan memaksa salah satu reaktor pembangkit berhenti beroperasi, menurut operator tenaga nuklir milik negara Ukraina, Energoatom.
Energoatom mengatakan tidak ada kerusakan pada reaktor itu sendiri dan situasi radiasi normal.
Serangan terhadap pabrik berlanjut semalam pada hari Sabtu, menurut Energoatom, menyerang berbagai bagian kompleks dan melukai satu karyawan Ukraina.
Dia mengklaim bahwa pasukan Rusia dan karyawan perusahaan energi nuklir negara Rusia Rosatom, yang telah berada di lokasi sejak mereka merebut pabrik, berlindung di bunker sebelum serangan dimulai.
Roket menghantam lokasi fasilitas penyimpanan kering pabrik, di mana 174 kontainer dengan bahan bakar nuklir bekas disimpan, dan merusak tiga detektor pemantauan radiasi, membuat deteksi tepat waktu dan respons terhadap kebocoran zat radioaktif saat ini tidak mungkin, kata Energoatom.
"Kali ini bencana nuklir secara ajaib dihindari, tetapi keajaiban tidak bisa bertahan selamanya," tambahnya.