Pentagon Mengaku Kirimi Ukraina Rudal Anti-Radar untuk Targetkan Rusia
Pentagon mengaku telah mengirimkan rudal anti-radar kepada Ukraina selama berperang dengan Rusia, diduga jenisnya AGM-88 HARM.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pentagon mengumumkan pihaknya telah mengirimkan rudal anti-radar kepada Ukraina, pada Senin (8/8/2022).
Untuk pertama kalinya, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengakui mengirim rudal ke Ukraina yang sebelumnya dirahasiakan.
Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan, Colin Kahl mengatakan dalam konferensi pers bahwa AS telah mengirim sejumlah rudal.
Namun ia tidak merinci berapa banyak atau kapan senjata canggih itu dikirimkan.
Kahl pun tidak mengungkapkan jenis rudal antiradiasi apa yang diberikan kepada Kyiv.
Namun menurut sumber CNN, jenis rudal yang dikirim adalah AGM-88 High-Speed Anti-Radiation Missile (HARM).
AGM-88 HARM adalah rudal antiradiasi air-to-surface taktis yang dirancang untuk digunakan pada transmisi elektronik yang berasal dari sistem radar surface-to-air.
Senjata presisi ini diproduksi oleh Raytheon Corporation, setelah sebelumnya dikembangkan oleh Texas Instruments sebagai pengganti sistem AGM-45 Shrike dan AGM-78 Standard ARM.
Mengutip CNN, HARM memiliki jangkauan lebih dari 30 mil, menurut Angkatan Udara AS.
AGM-88 HARM menjadi salah satu senjata jarak jauh yang diberikan AS kepada Ukraina.
Rudal ini dapat digunakan untuk menargetkan sistem radar anti-pesawat Rusia, seperti S-400, yang menyulitkan Angkatan Udara Ukraina untuk beroperasi di wilayah udara Ukraina.
Rudal tersebut juga dapat menargetkan radar kontra-baterai Rusia, yang digunakan Rusia untuk menargetkan artileri Ukraina.
Kahl mengatakan rudal ini termasuk dalam paket bantuan yang dikirim baru-baru ini.
Namun lima paket bantuan persenjataan terbaru AS yang tertanggal 1 Juli, tidak mencantumkan HARM.
Ukraina sendiri belum secara terbuka mengakui telah menerima atau menggunakan rudal HARM.
Namun belakangan ini, beredar foto yang menunjukkan puing-puing yang tampak seperti sirip rudal HARM di Ukraina.
Pertahanan di Zaporizhzhia Diperkuat
Sementara itu, pertahanan anti-pesawat di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia akan diperkuat.
Ini menyusul adanya insiden penembakan di lokasi tersebut, lapor media Rusia RIA Novosti, mengutip seorang pejabat separatis pro-Kremlin.
Yevgeny Balitsky, kepala administrasi yang didukung Rusia di wilayah Zaporizhzhia selatan Ukraina juga mengatakan stasiun nuklir terbesar di Eropa itu bekerja secara normal dan saluran listrik yang rusak telah dipulihkan.
Al Jazeera melaporkan, Kyiv dan Moskow saling menyalahkan atas serangan terhadap pembangkit listrik yang terletak di wilayah yang dikuasai Rusia, selama beberapa hari terakhir.
Dengan perang yang masih bergulir, pasukan Rusia dilaporkan sedang bersiap.
Baca juga: Ilmuwan Rudal Hipersonik Rusia Ditangkap karena Diduga Berkhianat
Baca juga: Rusia Diklaim Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Menhan Ukraina, Dijanjikan Upah Rp 2,228 Miliar
Menurut intelijen Inggris, Rusia fokus memperkuat pertahanannya di Ukraina selatan selama akhir pekan lalu.
Pun mereka juga berusaha mempertahankan serangan terhadap Kyiv di wilayah Donetsk, di timur.
Bakhmut menjadi poros paling sukses Moskow di Donbas Ukraina timur selama 30 hari terakhir, meskipun Rusia hanya berhasil maju sekitar 10 km di wilayah tersebut.
"Di sektor Donbas lain di mana Rusia berusaha untuk menerobos, pasukannya belum mencapai lebih dari 3 km selama periode 30 hari ini; hampir pasti secara signifikan kurang dari yang direncanakan," kata pembaruan intelijen Inggris.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)