AS Tuduh Iran Berencana Bunuh John Bolton, Eks Penasihat Donald Trump
AS menuduh Iran merencanakan pembunuhan terhadap eks penasihat Keamanan Nasional John Bolton sebagai balasan atas tewasnya Jenderal Qassem Soleimani.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) menuduh seorang diduga anggota Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran berencana membunuh mantan penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton.
Diduga rencana pembunuhan itu berkaitan dengan insiden yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani pada tahun 2020.
Shahram Poursafi asal Teheran, dituding Departemen Kehakiman AS menawari seseorang tak dikenal yang tinggal di AS uang sebesar $300.000 untuk melakukan pembunuhan di Washington DC atau Maryland.
Dilansir Al Jazeera, Bolton merupakan pejabat senior di bidang kebijakan luar negeri yang vokal terhadap rezim Iran.
Ia menjabat sebagai penasihat Keamanan Nasional di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Namun Bolton mundur dari jabatannya, sebelum serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan Qassem Soleimani di Baghdad pada Januari 2020.
Baca juga: POPULER Internasional: Rusia Rekrut Napi untuk Perang | FBI Geledah Rumah Donald Trump
"Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, melalui Terdakwa, mencoba membuat rencana yang berani: membunuh seorang mantan pejabat AS di tanah AS sebagai pembalasan atas tindakan AS," kata Matthew Graves, pengacara AS untuk Washington dalam sebuah pernyataan pada Rabu (10/8/2022).
"Iran dan pemerintah musuh lainnya harus memahami bahwa Kantor Kejaksaan AS dan mitra penegak hukum kami akan melakukan segala daya kami untuk menggagalkan plot kekerasan mereka dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan."
Teheran menepis tuduhan tersebut dan menyebutnya konyol serta tidak berdasar.
"Iran sangat memperingatkan terhadap tindakan apa pun terhadap warga Iran dengan dalih tuduhan konyol dan tidak berdasar ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani pada Rabu, seperti dilansir kantor berita Reuters.
Menurut Departemen Kehakiman AS, agen Iran tersebut juga memiliki pekerjaan tambahan dengan bayaran $1 juta.
Tidak dijelaskan jenis pekerjaan yang dimaksud atau siapa yang mungkin ditargetkan.
CNN melaporkan, mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo juga disebut menjadi target pembunuhan Iran.
Pompeo menjabat sebagai Menlu di pemerintahan Trump pada saat serangan udara yang menewaskan Soleimani.