AS Tuduh Iran Berencana Bunuh John Bolton, Eks Penasihat Donald Trump
AS menuduh Iran merencanakan pembunuhan terhadap eks penasihat Keamanan Nasional John Bolton sebagai balasan atas tewasnya Jenderal Qassem Soleimani.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Ia diberitahu langsung oleh Departemen Kehakiman pada Rabu lalu bahwa dia adalah target kedua dari plot pembunuhan IRGC, ungkap sumber yang dekat dengan Pompeo kepada CNN.
Hingga kini, Poursafi masih berstatus buron di luar negeri, sehingga ia tidak mungkin diadili atas dua tuduhan yang ia hadapi.
Ancaman dari Gedung Putih
Gedung Putih memperingatkan Teheran akan konsekuensi parah jika berani menargetkan orang Amerika.
"Kami telah mengatakan ini sebelumnya dan kami akan mengatakannya lagi: Pemerintahan Biden tidak akan melepaskan diri dalam melindungi dan membela semua orang Amerika dari ancaman kekerasan dan terorisme," kata penasihat keamanan nasional Jake Sullivan dalam sebuah pernyataan.
"Jika Iran menyerang salah satu warga negara kami, termasuk mereka yang terus melayani Amerika Serikat atau mereka yang sebelumnya bertugas, Iran akan menghadapi konsekuensi yang berat," imbuhnya.
Di hari yang sama, John Bolton mengucapkan terima kasih kepada lembaga penegak hukum karena menggagalkan dugaan rencana pembunuhan kepadanya.
Baca juga: Iran Sebut Amerika Kekanak-kanakan,Tuduh Satelit yang Diluncurkan Rusia untuk Memata-matai
Baca juga: Iran Dukung Palestina, Peringatkan Israel akan Bayar Mahal atas Serangannya di Gaza
Ia juga mengecam upaya pemerintah AS saat ini untuk menghidupkan kembali pakta nuklir 2015.
Presiden AS Joe Biden berusaha menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran.
Menurut Biden, Iran akan jauh lebih berbahaya jika memiliki senjata nuklir.
Di sisi lain, Iran membantah mengejar senjata nuklir dan menuduh AS memiliterisasi Timur Tengah dengan menjual dan menyediakan senjata bernilai miliaran dolar kepada Israel dan negara-negara Teluk Arab.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)