Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakistan Umumkan Keadaan Darurat Nasional, Korban Meninggal akibat Banjir Hampir Capai 1.000 Orang

Pakistan menyatakan keadaan darurat nasional, korban meninggal akibat banjir hampir mencapai 1.000 orang, lebih dari 30 juta orang kehilangan rumah.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Pakistan Umumkan Keadaan Darurat Nasional, Korban Meninggal akibat Banjir Hampir Capai 1.000 Orang
Asif HASSAN / AFP
Seorang pria menggunakan drum plastik untuk menyeberangi daerah banjir setelah hujan muson lebat di Jacobabad, provinsi Sindh, pada 26 Agustus 2022. Hujan deras mengguyur sebagian besar Pakistan pada 26 Agustus setelah pemerintah mengumumkan keadaan darurat untuk menangani banjir muson yang katanya telah mempengaruhi lebih dari 30 juta orang. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Pakistan menyatakan keadaan darurat nasional ketika korban meninggal akibat banjir hampir mencapai 1.000 orang.

Diketahui, lebih dari 30 juta orang kehilangan tempat tinggal diakibatkan hujan monsun yang terus mengguyur negara Asia Selatan itu.

Dikutip Al Jazeera, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (NDMA), sedikitnya 937 orang telah tewas sejak pertengahan Juni, termasuk 343 anak-anak.

Sebagian besar wilayah barat daya provinsi Balochistan masih terendam, membawa kembali ingatan akan banjir yang menghancurkan tahun 2010.

Lebih dari separuh korban berasal dari Balochistan dan provinsi Sindh selatan.

Di mana masing-masing 234 dan 306 orang tewas di tengah rekor hujan yang melanda setengah juta rumah di seluruh negeri.

Baca juga: Banjir Bandang Melanda Pakistan, 549 Orang Tewas

Seorang tentara Pakistan menyelamatkan seorang anak dari banjir yang terkena dampak distrik Rajanpur, di provinsi Punjab Pakistan, pada 2 Agustus 2022.
Seorang tentara Pakistan menyelamatkan seorang anak dari banjir yang terkena dampak distrik Rajanpur, di provinsi Punjab Pakistan, pada 2 Agustus 2022. (AFP)

Duka warga Pakistan

Berita Rekomendasi

Fida Hussain Shahani, seorang buruh dari sebuah desa terpencil di Sindh, berduka atas anaknya yang tersapu banjir.

“Kemarin, air banjir terus naik dan masuk ke rumah kami. Saat mencoba mencapai tempat yang tinggi, putra saya yang berusia 17 tahun tertinggal. Saya baru berhasil menemukan jenazahnya pagi ini,” kata Shahani dari Desa Shahani, Jumat.

Pria berusia 42 tahun itu mengatakan keluarganya yang terdiri dari 12 orang belum diberikan bantuan apa pun dari pemerintah dan hanya sukarelawan yang datang membantunya.

Dia mengatakan besarnya hujan tahun ini belum pernah terjadi sebelumnya.

“Segalanya tidak terlalu buruk bahkan pada banjir tahun 2010. Kami tidak pernah harus meninggalkan desa kami tetapi kali ini, semuanya hancur,” katanya.

Baca juga: Terjadi di Pakistan, Penjaga Sekolah Tega Cekik Istrinya hingga Tewas di Hadapan Anak-Anaknya

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif (2R) dan pemimpin Gerakan Muttahida Qaumi (MQM-P) dan mitra kerja pemerintah yang baru dibentuk Khalid Maqbool Siddiqui (kiri) pergi setelah pertemuan di Karachi pada 13 April 2022. Anggota parlemen Pakistan pada April 11 memilih Shehbaz Sharif sebagai perdana menteri baru negara itu setelah penggulingan akhir pekan Imran Khan, yang mengundurkan diri dari kursi majelis nasionalnya - bersama dengan sebagian besar anggota partainya - menjelang pemungutan suara.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif (2R) dan pemimpin Gerakan Muttahida Qaumi (MQM-P) dan mitra kerja pemerintah yang baru dibentuk Khalid Maqbool Siddiqui (kiri) pergi setelah pertemuan di Karachi pada 13 April 2022. (Asif HASSAN / AFP)

Perdana Menteri Shehbaz Sharif telah menunda perjalanan resminya ke Inggris.

Diketahui, Sharif meminta dana dari negara-negara sahabat dan lembaga internasional di tengah banjir terburuk dalam beberapa dekade.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas