Gazprom Catatkan Lonjakan Pendapatan hingga 41,8 Miliar Dolar AS, Sanksi Barat Tak Berpengaruh?
Lonjakan pendapatan ini terjadi tepat setelah Uni Eropa dan para sekutunya memberlakukan sanksi ekonomi dengan memangkas impor minyak mentah dan gas
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Adanya profesionalitas serta kerjasama yang baik antara otoritas Moscow serta beberapa perusahaan Rusia, telah sukses menormalkan situasi ekonomi serta menstabilkan pasar keuangan, sistem perbankan, hingga sistem perdagangan yang ada di Rusia.
Hal inilah yang membuat Putin optimis negaranya dapat menahan serangan sanksi Barat, buntut adanya invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina sejak akhir Februari lalu. Sementara itu, Putin dengan keras membela tindakan negaranya di Ukraina.
Pihaknya berpendapat bahwa rencana Ukraina yang ingin bergabung dengan aliansi militer NATO merupakan ancaman terbesar bagi Rusia. Oleh karenanya untuk mempertahankan keamanan negaranya Putin nekat melakukan operasi militer khusus.
“Dalam situasi saat ini, dengan latar belakang risiko dan ancaman yang melonjak, keputusan Rusia untuk melakukan operasi militer khusus adalah keputusan yang dipaksakan. Sangat sulit untuk membuatnya, tetapi itu terpaksa dan perlu. Itu adalah keputusan oleh negara berdaulat yang memiliki hak tanpa syarat, berdasarkan Piagam PBB untuk mempertahankan keamanannya," tambah Putin.
Baca juga: Raksasa Energi Rusia Gazprom Hentikan Pasokan Gas ke Latvia
Meskipun tindakan operasi militer yang dilakukan negaranya dapat mengganggu ekspor pangan terutama biji-bijian, hingga menimbulkan kekhawatiran akan hadinya krisis pangan global.
Namun Putin menjelaskan bahwa Rusia akan terus berusaha secara signifikan meningkatkan ekspor makanan dan pupuknya demi mencegah parahnya krisis pangan yang tengah terjadi di berbagai belahan dunia.