Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Intelijen AS Sebut Rusia Kekurangan Personel di Ukraina, Napi hingga Tentara Terluka Dikerahkan

Menurut intelijen AS, Rusia merekrut napi, tentara kontrak, hingga tentara yang terluka untuk mengatasi kekurangan personel di Ukraina.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Intelijen AS Sebut Rusia Kekurangan Personel di Ukraina, Napi hingga Tentara Terluka Dikerahkan
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Tentara Rusia berpatroli di teater drama Mariupol, dibom 16 Maret lalu, pada 12 April 2022 di Mariupol, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan gencar besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia membuat kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia. - Menurut intelijen AS, Rusia merekrut napi, tentara kontrak, hingga tentara yang terluka untuk mengatasi kekurangan personel di Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat AS, mengutip informasi intelijen mengatakan militer Rusia sedang kekurangan tenaga kerja di tengah perang melawan Ukraina.

Dengan kondisi itu, Rusia dikatakan berusaha merekrut tentara kontrak hingga narapidana.

Sebelumnya pada Kamis lalu, Presiden Vladimir Putin menandatangani dekrit untuk meningkatkan jumlah Angkatan Bersenjata Rusia.

Peningkatan itu dari 1,9 juta menjadi 2,04 juta personel.

Sejauh ini, Moskow belum mengungkapkan kerugian militernya sejak invasi Ukraina dimulai.

Namun pejabat Barat dan pemerintah Kyiv memperkirakan korban jiwa dari Rusia mencapai ribuan.

Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-190: Serangan Ukraina di Kherson Belum Berhenti

"Militer Rusia menderita kekurangan tenaga kerja yang parah di Ukraina," kata pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas informasi intelijen.

Berita Rekomendasi

Pejabat itu mengatakan, Kementerian Pertahanan Rusia diyakini sedang merekrut tentara kontrak untuk mengisi kekurangan personel.

"Termasuk dengan memaksa tentara yang terluka untuk masuk kembali ke pertempuran, memperoleh personel dari perusahaan militer swasta, dan membayar bonus untuk wajib militer," kata pejabat itu, lapor Reuters

"Secara terpisah, kami memiliki laporan yang kredibel bahwa Kementerian Pertahanan Rusia juga kemungkinan akan mulai merekrut penjahat yang dihukum di Ukraina dengan imbalan pengampunan dan kompensasi finansial," imbuhnya.

Rusia Bisa Perluas Perang

Kepala Pertahanan Jerman, Jenderal Eberhard Zorn memperingatkan Barat agar tidak meremehkan kekuatan militer Rusia.

Orang nomor satu di Bundeswehr atau Angkatan Bersenjata Jerman ini mengatakan, Rusia berpotensi membuka palagan perang kedua.

Hal ini diungkapkan Jenderal Zorn dalam wawancaranya dengan Reuters

Kanselir Jerman Angela Merkel (tengah), Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer (kanan) dan Eberhard Zorn, Inspektur Jenderal (kiri) Bundeswehr, Angkatan Bersenjata Jerman tiba untuk proses di Kementerian Pertahanan selama Grand Tattoo (Grosser Zapfenstreich), sebuah upacara perpisahan untuknya di Berlin pada 2 Desember 2021. (Photo by Odd ANDERSEN / POOL / AFP)
Kanselir Jerman Angela Merkel (tengah), Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer (kanan) dan Eberhard Zorn, Inspektur Jenderal (kiri) Bundeswehr, Angkatan Bersenjata Jerman tiba untuk proses di Kementerian Pertahanan selama Grand Tattoo (Grosser Zapfenstreich), sebuah upacara perpisahan untuknya di Berlin pada 2 Desember 2021. - Menurut intelijen AS, Rusia merekrut napi, tentara kontrak, hingga tentara yang terluka untuk mengatasi kekurangan personel di Ukraina. (Photo by Odd ANDERSEN / POOL / AFP) 
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas