Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PBB: Banjir yang Hancurkan Pakistan Bisa Perburuk Ketahanan Pangan di Afghanistan

Pakistan menyediakan 'rute pasokan vital' ke Afghanistan, dengan sejumlah besar bantuan makanan menuju negara Asia tengah

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Erik S
zoom-in PBB: Banjir yang Hancurkan Pakistan Bisa Perburuk Ketahanan Pangan di Afghanistan
AFP/FIDA HUSSAIN
Pemandangan dari udara ini menunjukkan daerah pemukiman yang terendam banjir di kota Dera Allah Yar setelah hujan lebat di distrik Jaffarabad, provinsi Balochistan pada 30 Agustus 2022. - Upaya bantuan ditingkatkan di seluruh Pakistan yang banjir pada 30 Agustus untuk membantu puluhan juta orang yang terkena dampak bencana tanpa henti hujan muson yang telah menenggelamkan sepertiga negara dan merenggut lebih dari 1.100 nyawa. (Photo by Fida HUSSAIN / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD - Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menggambarkan banjir yang melanda negara itu sebagai 'yang terburuk dalam sejarah'.

Pihak berwenang Pakistan lebih lanjut memperkirakan bahwa sekitar 33 juta orang atau 15 persen dari populasi telah terdampak banjir.

Baca juga: 100 Kilometer Wilayah Pakistan Jadi Danau setelah Diterjang Banjir Bandang Sungai Indus

Banjir itu juga telah menyebabkan sekitar sepertiga dari negara itu terendam.

Dikutip dari laman Sputnik News, Sabtu (3/9/2022), Program Pangan Dunia (WFP) yang didukung PBB telah memperingatkan bahwa banjir di Pakistan dapat berdampak pada ketahanan pangan di Afghanistan.

Hal itu karena sebagian besar bantuan pangan ke negara Asia tengah itu dikirim melalui jaringan jalan Pakistan.

Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan (NDMA) telah mengklaim bahwa sekitar 5.000 kilometer jalan telah tersapu banjir.

Berita Rekomendasi

NDMA mengatakan bahwa 1.208 orang telah tewas dan lebih dari satu juta rumah telah hancur diterjang banjir.

Banjir ini berdampak besar pada provinsi Balochistan, Sindh dan Khyber Pakhtunkhwa serta wilayah Gilgit-Baltistan.

"Kami sangat, sangat prihatin terkait ketahanan pangan secara keseluruhan, tidak hanya di Pakistan dalam jangka pendek dan menengah, namun juga untuk apa yang akan terjadi pada operasi di Afghanistan," kata Direktur WFP Pakistan, Chris Kaye, pada Jumat waktu setempat.

Kaye mengatakan bahwa Pakistan menyediakan 'rute pasokan vital' ke Afghanistan, dengan sejumlah besar bantuan makanan menuju negara Asia tengah yang memasuki wilayah itu melalui pelabuhan Karachi.

Kaye menjelaskan bahwa badan-badan kemanusiaan yang memberikan bantuan kepada kedua negara dihadapkan dengan 'tantangan logistik besar', karena jaringan jalan Pakistan telah sangat terpengaruh oleh banjir.

Kaye juga mencatat dalam briefing, WFP memperoleh lebih dari 320.000 metrik ton makanan pada tahun lalu untuk mendukung operasi di Afghanistan.

Namun banjir di Pakistan telah membuat kemampuan organisasi itu terseok dalam memberikan bantuan kepada penerima yang dituju.

Kaye juga menyatakan keprihatinannya atas banjirnya ladang gandum Pakistan, yang semakin membahayakan ketahanan pangan di wilayah Afghanistan-Pakistan (Af-Pak).

Peringatan bernada negatif ini muncul saat Afghanistan tengah menghadapi situasi keamanan pangan yang genting, karena upaya Amerika Serikat (AS) untuk memutus negara itu dari sistem keuangan global setelah Taliban menyerbu kekuasaan di Kabul pada Agustus lalu.

Sementara pada Februari lalu, Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang membekukan sekitar 7 miliar dolar AS dana bank sentral Afghanistan yang disimpan di lembaga keuangan yang berbasis di AS.

WFP mengatakan bahwa sekitar 22,8 juta warga Afghanistan atau sekitar setengah dari keseluruhan populasi, menghadapi 'ketidakamanan pangan akut' yang meningkat karena kekurangan dana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas