6 Tentara Israel Terluka dalam Penembakan di Tepi Barat yang Diduduki
Enam tentara Israel dan seorang sopir terluka dalam penembakan sebuah bus di Tepi Barat yang diduduki pada Minggu (4/9/2022).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie

Matti Carmi, dari layanan medis darurat Magen David Adom, mengatakan "dua korban tembakan" dirawat di luar bus.
Keduanya dalam kondisi sadar dan diterbangkan ke rumah sakit di kota pesisir Haifa, Israel.
Baca juga: HNW: Dengarkan Aspirasi Rakyat, Pemerintah Mestinya Menolak Timnas Israel Main di Indonesia
Tiga lainnya terkena pecahan kaca dan kemudian dipindahkan melalui jalan darat ke rumah sakit lain di Israel utara, kata MDA.
Sebuah foto yang diterbitkan oleh serikat pekerja yang mewakili pengemudi bus menunjukkan kaca depan kendaraan dibumbui lubang peluru.
Tanggapan Menpan Israel
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan pasukan Israel "segera mengejar dan menangkap tersangka dalam serangan itu".
Insiden hari Minggu menyusul penembakan bulan lalu di sebuah bus Israel di Yerusalem Timur yang diduduki, yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967 dan kemudian dicaplok, dalam langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Delapan orang, termasuk beberapa warga negara Amerika, terluka dalam serangan menjelang fajar di dekat Kota Tua Yerusalem.
Setelah perburuan selama berjam-jam, polisi mengatakan seorang tersangka telah menyerahkan diri.
Baca juga: Hamas Eksekusi Mati 5 Warga Gaza Palestina yang Dituduh Bantu Israel hingga Lakukan Pembunuhan

Terjadi tak lama dari serangan di Tepi Barat yang tewaskan 2 pria Palestina
Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah tentara Israel membunuh dua pria Palestina dalam dua serangan terpisah di Tepi Barat – satu di kamp pengungsi al-Ain di Nablus dan yang lainnya di Umm al-Sharayet, sebuah lingkungan di selatan Ramallah dan al-Bireh.
Puluhan warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel karena diduga berusaha melakukan penikaman atau serangan dengan menabrakkan mobil.
elompok hak asasi manusia menuduh pasukan Israel sengaja membunuh warga Palestina meskipun tidak ada risiko bagi kehidupan mereka.
Dikutip Reuters, kekerasan telah menambah hambatan dalam upaya kemerdekaan Palestina.