Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Legionnaires Disebut Jadi Pemicu Munculnya Kasus Pneumonia di Argentina

Sekelompok kasus pneumonia di Argentina yang belum diketahui penyebabnya, telah menyebabkan empat kematian.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Legionnaires Disebut Jadi Pemicu Munculnya Kasus Pneumonia di Argentina
LiquiTech
Mereka yang menderita penyakit Legionnaires umumnya menunjukkan gejala-gejala seperti demam tinggi, menggigil, nyeri otot, batuk dan sesak nafas. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BUENOS AIRES - Sekelompok kasus pneumonia di Argentina yang belum diketahui penyebabnya, telah menyebabkan empat kematian.

Namun penyakit itu diduga disebabkan oleh penyakit yang disebut 'Legionnaires'.

Wabah yang terjadi di sebuah klinik medis swasta di provinsi Tucumán di barat laut Argentina itu, sejauh ini telah terdeteksi pada 11 orang.

Empat orang saat ini dirawat di rumah sakit, dua menerima perawatan di luar klinik, satu orang telah dipulangkan dan sisanya meninggal.

Dikutip dari laman www.newscientist.com, Selasa (6/9/2022), kasus-kasus tersebut mencakup setidaknya 8 tenaga kesehatan, dua diantaranya telah meninggal.

Asal usul wabah ini pun belum diketahui dan ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran.

Berita Rekomendasi

Menurut sebuah laporan Pan American Health Organization yang diterbitkan pada 3 September lalu, saat ini tes laboratorium awal pada sampel paru-paru dua orang yang meninggal itu telah menunjukkan adanya bakteri Legionella pneumophila.

Perlu diketahui, Legionella pneumophila menyebabkan penyakit Legionnaires dan umumnya ditemukan dalam jumlah kecil di sungai, danau hingga waduk.

Penyakit ini jarang terjadi dan biasanya disebabkan oleh aerosol yang dikeluarkan dari AC, humidifier dan keran yang terkontaminasi.

Selain radang paru-paru, gejala umum yang muncul pada kondisi ini termasuk diantaranya demam, nyeri otot, diare, sesak nafas dan sakit kepala.

Penyakit ini dapat diobati menggunakan antibiotik, namun orang dengan kasus yang lebih parah mungkin perlu diberikan oksigen atau dipasangi ventilator.

Para peneliti berharap dapat mengkonfirmasi temuan awal ini dengan mengurutkan lebih banyak gen mikroba dari sampel paru-paru, menganalisis antibodi yang dihasilkan oleh mereka yang terinfeksi dan menumbuhkan mikroba di laboratorium.

"Bukti tidak langsung yang dikumpulkan sejauh ini konsisten dengan Legionella, namun bukti Legionella dari pengambilan sampel lingkungan atau dari diagnostik yang lebih mapan dari lebih banyak pasien akan diminta untuk memberikan konfirmasi yang meyakinkan," kata Martin Hibberd dari London School of Hygiene & Tropical Medicine.

Baca juga: Mengenal Penyakit Legionnaires, Sejenis Pneumonia Akut yang Dipicu Bakteri Legionella

Biasanya, kata dia, peraturan menetapkan bahwa tempat penyimpanan air dan pipa ledeng harus diberikan bahan kimia disinfektan untuk mencegah kontaminasi Legionella.

"Dengan sistem air bersih dan pemeriksaan rutin, kasus di masa depan dapat dicegah," jelas Hibberd.

Sumber

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas