Mantan Perwira Pasukan Bela Diri Jepang Ungkap Kasus Pelecehan Seksual yang Dilakukan Prajurit Pria
Para prajurit wanita Jepang mengalami tindakan pelecehan secara seksual yang dilakukan oleh prajurit pria. Salah satu korban adalah Rina Gonoi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Para prajurit wanita Jepang mengalami tindakan pelecehan secara seksual yang dilakukan oleh prajurit pria.
Berikut kisah salah satu korban, Rina Gonoi (22).
Rina Gonoi adalah mantan perwira Pasukan Bela Diri.
Gonoi mengunjungi Kementerian Pertahanan Jepang pada 31 Agustus lalu.
Baca juga: Usut Kasus Kekerasan Seksual terhadap Prajurit Wanita, Jepang Bentuk Inspeksi Pertahanan Khusus
Dia menandatangani petisi yang menyerukan penyelidikan yang adil, serta kuesioner mengumpulkan suara-suara pelecehan dalam Pasukan Bela Diri.
Gonoi mengimbau dilakukan pencegahan agar kasus pelecehan terhadap prajurit wanita tidak terulang lagi.
Dia juga menyerahkan kumpulan tanda tangan kepada Jiro Kimura, Wakil Menteri Pertahanan Parlemen.
"Saya ingin membentuk komite pihak ketiga untuk melakukan penyelidikan yang adil, menghukum para pelaku, dan minta maaf," ungkap Kimura.
"Saya pikir ada orang yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berbicara tentang penderitaan yang mereka rasakan. Ada juga anggota keluarga yang bunuh diri dan identitas mereka disembunyikan, dan tanda tangan ini dipenuhi dengan pikiran orang-orang tersebut," tambah Gonoi yang berhasil mengumpulkan 105.296 tanda tangan petisi.
Pada saat yang sama, 146 mantan anggota Pasukan Bela Diri menanggapi sebuah "kuesioner tentang pengalaman pelecehan mereka di dalam Pasukan Bela Diri Jepang (SDF)."
Penderitaan akibat pelecehan yang diterima di dalam Pasukan Bela Diri, termasuk pelecehan seksual dan pelecehan kekuasaan, telah ditulis para korban.
Wakil Menteri Pertahanan Parlemen Jiro Kimura, yang menerima tanda tangan tersebut, mengatakan, "Pelecehan seksual adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi antara anggota Kementerian Pertahanan dan Pasukan Bela Diri, dan kita perlu memiliki sikap yang kuat bahwa hal itu tidak boleh terjadi. Ditoleransi sebagai sebuah organisasi."
Mengenai penderitaan yang dikeluhkan Gonoi, dia mengatakan, "Saat ini, Kementerian Pertahanan sedang melakukan penyelidikan menyeluruh, dan kami akan mengambil tindakan tegas berdasarkan fakta yang telah terungkap."
Baca juga: Polisi Palsu Jepang Rampok Nenek 80 Tahun, 10 Juta Yen Tunai Hilang dan Emas Batangan 12,45 Juta Yen