Pemimpin Chechnya Mengkritik Tentara Rusia atas Serangan Balik Ukraina: Mereka Lengah
Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov mengkritik kepemimpinan tentara Rusia setelah Rusia dianggap lengah oleh serangan balik Ukraina di timur laut.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
![Pemimpin Chechnya Mengkritik Tentara Rusia atas Serangan Balik Ukraina: Mereka Lengah](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-republik-chechnya-ramzan-kadyrov_20220318_232852.jpg)
Dalam penampilannya baru-baru ini, dia mengatakan Rusia tidak kehilangan apa-apa selama perang, tetapi kerugian besar dalam beberapa hari terakhir bisa menjadi penjualan yang lebih sulit bagi penduduk Rusia.
Rudal Rusia Hantam Kharkiv
Rudal jelajah Rusia telah menghantam infrastruktur di Kharkiv, Ukraina, Minggu (11/9/2022).
Ukraina mengklaim itu sebagai serangan balas dendam Rusia atas keberhasilan Kyiv di medan perang baru-baru ini.
Serangan Rusia itu telah mengakibatkan listrik dan air di sebagian besar wilayah Kharkiv mati.
Diketahui, selama beberapa hari terakhir, pasukan Ukraina telah merebut kembali sebagian besar wilayah yang diduduki Rusia di wilayah tersebut dalam serangan kilat.
Mengutip The Guardian, Ihor Terekhov, walikota kota Kharkiv, mengatakan pekerjaan sedang dilakukan untuk memulihkan listrik dan beberapa daerah melaporkan bahwa listrik kembali menyala sekitar pukul 01:00 pada Senin (12/9/2022) waktu setempat.
Sebelumnya, penasihat presiden Ukraina mengatakan bahwa api berkobar di pembangkit listrik nomor 5 Kharkiv.
Ada juga laporan awal tentang pemadaman listrik di wilayah tetangga Sumy dan Poltava serta di Dnipropetrovsk, yang berpotensi mempengaruhi jutaan warga sipil.
Kyrylo Tymoshenko, wakil kepala kantor kepresidenan Ukraina, mengatakan listrik sekarang telah dipulihkan.
Tymoshenko mengatakan dua rudal jelajah menghantam infrastruktur penting di Kharkiv.
Sementara petugas pemadam kebakaran sekarang berada di lokasi dan bahwa listrik akan segera kembali ke fasilitas vital seperti rumah sakit.
“Rusia ingin meninggalkan kami tanpa cahaya, air, dan panas,” kata Tymoshenko.
Tiga ledakan terdengar di kota Kharkiv, di mana pemadaman listrik telah mempengaruhi sirene serangan udara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.