Pasukan Putin Kocar-kacir, Warga Ukraina yang Bantu Militer Rusia Kabur ke Perbatasan
Pejabat mengklaim warga sipil yang bekerja sama dengan militer Rusia kabur dari Kharkiv dan Donbas setelah pasukan Ukraina melakukan serangan balik.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Warga Ukraina yang diduga bekerja sama dengan pasukan pendudukan Rusia di Provinsi Kharkiv dan Donbas melarikan diri.
Mereka dilaporkan menuju ke perbatasan untuk menyeberang ke Rusia, menyusul keberhasilan pasukan Ukraina merebut kembali wilayah tersebut.
Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai mengatakan di Telegram bahwa pejabat pendudukan Rusia mulai hengkang.
"'Kantor komandan', 'kantor kejaksaan', penjajah dan gauleiters akan pergi," ujar Haidai.
"Bendera Ukraina, yang dikibarkan oleh gerilyawan kami tadi malam di atas gedung administrasi di Kreminna, tetap utuh karena Rusia sekarang tampaknya telah memahami segalanya sehingga mereka tidak berani menurunkannya."
"Rusia dan kolaborator mereka melarikan diri dari wilayah Luhansk, menuju Rusia," kata dia, lapor The Guardian.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-203: Ukraina Rebut 8.000 Km Persegi Wilayah dari Rusia
Diketahui Luhansk, wilayah yang dipimpin Haidai, dengan Donetsk secara kolektif disebut sebagai Donbas.
Pasukan Ukraina terus menekan pasukan Rusia di Kharkiv dan dilaporkan telah berhasil menguasai hampir seluruh provinsi.
Sebagai balasannya, pasukan Putin meluncurkan lusinan serangan udara dan rudal di pembangkit listrik dan sejumlah lokasi lain.
Menurut Haidai, warga Ukraina yang bekerja sama dengan Rusia langsung angkat kaki dari wilayah yang berhasil direbut kembali oleh pasukan Ukraina.
Haidai mengatakan, mereka khawatir dengan pembalasan.
"(Warga Ukraina yang bekerja sama dengan Rusia) mengemas barang rampasan mereka, membawa keluarga mereka, dan pergi," tulisnya di Telegram.
Ia melengkapi klaimnya itu dengan mengunggah rekaman deretan mobil yang sedang mengantre di pos pemeriksaan di Kota Stanytsia Luhanska dan Shchastia.
Serhii Smak, warga Ukraina asal kota Balakliia yang baru dibebaskan dari pendudukan mengaku ada banyak kolaborator Rusia di wilayahnya.