Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Jual Senjata ke Taiwan, China Jatuhkan Sanksi ke Boeing Defence dan Raytheon

Sanksi terhadap kedua perusahaan itu sebagai respon China atas persetujuan Departemen Luar Negeri AS atas penjualan peralatan militer ke Taiwan.

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Gara-gara Jual Senjata ke Taiwan, China Jatuhkan Sanksi ke Boeing Defence dan Raytheon
AFP/SAM YEH
Tentara Angkatan Udara bersiap untuk memuat rudal anti kapal Harpoon AGM-84 buatan AS di depan jet tempur F-16V selama latihan di pangkalan Angkatan Udara Hualien pada 17 Agustus 2022. China akan menjatuhkan sanksi kepada CEO Boeing Defense, Ted Colbert dan bos Raytheon Technologies, Gregory Hayes atas keterlibatan mereka dalam penjualan senjata ke Taiwan. (Photo by Sam Yeh / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – China akan menjatuhkan sanksi kepada CEO Boeing Defense, Ted Colbert dan bos Raytheon Technologies, Gregory Hayes atas keterlibatan mereka dalam penjualan senjata ke Taiwan.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (17/9/2022) sanksi terhadap kedua perusahaan itu sebagai respon China atas persetujuan Departemen Luar Negeri AS pada 2 September atas penjualan peralatan militer ke Taiwan.

Penjualan tersebut termasuk 60 rudal anti-kapal dan 100 rudal udara-ke-udara, di mana masing-masing kontraktor utama adalah Boeing Defense dan Raytheon.

"Colbert dan Hayes akan diberi sanksi untuk melindungi kedaulatan dan kepentingan keamanan China," kata Mao Ning, juru bicara kementerian luar negeri China.

Mao tidak merinci sanksi apa yang akan dikenakan atau bagaimana sanksi itu akan ditegakkan.

"Pihak China sekali lagi mendesak Pemerintah AS dan entitas terkait untuk berhenti menjual senjata ke Taiwan,” kata Mao.

Baca juga: Gedung Putih Setujui Penjualan Senjata Senilai 1,1 Miliar Dolar AS ke Taiwan

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Boeing pada Kamis (15/9) mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk memasarkan ulang beberapa pesawat yang telah dialokasikan untuk maskapai China karena ketegangan geopolitik telah menunda pengiriman.

Pada Desember 2021, China menyetujui kembalinya Boeing 737 MAX setelah dilarang terbang, menyusul dua kecelakaan pesawat yang menewaskan 346 orang.

Baca juga: AS Umumkan Penjualan Senjata Miliar Dolar Ke Taiwan, China Mulai Kebakaran Jenggot

Sebelum MAX dikandangkan, Boeing menjual seperempat dari pesawat yang dibuatnya setiap tahun kepada maskapai penerbangan China yang menjadi pelanggan terbesarnya.

China yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, bereaksi keras atas kunjungan yang dilakukan oleh ketua DPR AS Nancy Pelosi beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, Taiwan menolak klaim kedaulatan China, dengan mengatakan hanya rakyatnya yang dapat memutuskan masa depan mereka, dan bersumpah untuk membela diri jika diserang.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas