Pasukan Ukraina Gunakan Tank yang Ditinggalkan Pasukan Rusia untuk Lakukan Serangan Balik
Serangan ke Kharkiv mengejutkan Rusia hingga pauskan Moskow terpaksa mundur dengan meninggalkan banyak perlengkapan militer.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Tentara Ukraina menggunakan tank-tank bekas Rusia untuk menyerang para tentara Rusia.
Diketahui, ratusan tank Rusia ditinggal begitu saja oleh para tentara setelah kalah atau menyerah dalam perang.
Hal tersebut disampaikan Institute for The Study of War, lembaga wadah pemikir yang berbasis di Washington, AS, Selasa (20/9/2022).
Menurut lembaga itu yang menyitir sumber Rusia, Ukraina menggunakan tank-tank T-72 yang ditinggalkan untuk menyerang Oblast (daerah setingkat provinsi) Luhansk, wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia.
Baca juga: Ini Daftar Sejumlah Retail Asing yang Putuskan Hengkang dari Rusia
Tank-tank tersebut berasal dari serangan balik sukses Ukraina di Oblast Kharkiv sejak awal September ini.
Serangan ke Kharkiv mengejutkan Rusia hingga pauskan Moskow terpaksa mundur dengan meninggalkan banyak perlengkapan militer.
“Kepanikan dari serangan balik (ke Kharkiv) membuat pasukan Rusia meninggalkan perlengkapan berkualitas tinggi, urut berdasarkan kelayakannya, dibanding perlengkapan yang lebih rusak yang ditinggalkan Rusia saat mundur dari Kiev pada April,” demikian laporan disampaikan Institute for the Study of War dikutip Associated Press.
Lembaga wadah pemikir asal Amerika Serikat (AS) tersebut menambahkan kelayakan pakai tank-tank yang ditinggalkan di Kharkiv menunjukkan kekacauan gerak mundur Rusia dari serangan balik Ukraina bulan ini.
Pada September, serangan balik Ukraina ke Kharkiv menuai sukses besar. Kiev mengklaim berhasil merebut kembali lebih dari 6.000 kilometer persegi wilayah, termasuk kota Izyum yang selama ini menjadi titik penting jalur suplai Rusia.
Selain itu, pasukan Rusia yang diyakini mundur secara kacau meninggalkan banyak persenjataan, amunisi, serta kendaraan militer seperti tank. Perlengkapan-perlengkapn itu kemudian disita pasukan Ukraina.
Di lain sisi, Kiev menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang ketika menduduki Izyum. Pasalnya, pasukan Ukraina menemukan ratusan kuburan usai merebut kembali kota itu.
“Terdapat banyak (kuburan). Terdapat tulang-tulang rusuk yang patah dan kepala rusak, pria dengan tangan terikat, rahang hancur, dan alat kelamin terpotong,” kata Wakil Menteri Dalam Negeri Ukraina Yevheniy Yenin tentang temuan di Izyum.
Pasukan Rusia Dipukul Mundur
Ukraina mengatakan pasukannya mengalami kemajuan pesat di timur dengan merebut kembali wilayah yang sempat dikuasai pasukan Rusia.
Hal ini membuka jalan bagi Ukraina untuk melancarkan serangan kepada pasukan Rusia di wilayah Donbas.
Menyusul kemajuan pasukannya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberi sindiran kepada militer Moskow.
"Para penjajah jelas panik," kata Zelensky dalam pidatonya pada Senin (19/9/2022) malam waktu setempat yang disiarkan di televisi dilansir Reuters.
Ia menambahkan, bahwa saat ini pasukan Ukraina fokus pada kemajuan cepat di daerah-daerah yang dibebaskan.
"Kecepatan pasukan kami bergerak. Kecepatan dalam memulihkan kehidupan normal," kata Zelensky.
Pemimpin Ukraina ini juga mengisyaratkan akan mengirimkan pesan ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk meminta pengiriman senjata dipercepat.
"Kami melakukan segalanya untuk memastikan kebutuhan Ukraina terpenuhi di semua tingkatan - pertahanan, keuangan, ekonomi, diplomatik," jelas Zelensky.
Angkatan bersenjata Ukraina telah mendapatkan kembali kendali penuh atas desa Bilohorivka dan bersiap untuk merebut kembali semua provinsi Luhansk dari penjajah Rusia, kata Gubernur Serhiy Gaidai.
Desa itu hanya berjarak 10 km barat kota Lysychansk, yang jatuh ke tangan Rusia setelah berminggu-minggu pertempuran sengit di bulan Juli.
"Akan ada pertempuran untuk setiap sentimeter," tulis Gaidai di Telegram.
"Musuh sedang mempersiapkan pertahanan mereka. Jadi kita tidak akan begitu saja masuk."
Luhansk dan provinsi tetangga, Donetsk, terdiri dari kawasan industri yang menjadi salah satu tujuan Moskow melakukan invasi.
Di Luhansk dan Donetsk, yang secara kolektif disebut Donbas, banyak warga berbahasa Rusia dan sebagian wilayahnya dikuasai separatis pro-Kremlin.
Pasukan Ukraina mulai menyerbu ke Luhansk sejak mengusir pasukan Rusia keluar dari provinsi Kharkiv di timur laut bulan ini.
Sumber: Associated Press/Reuters/Kompas.TV