Sebuah gambar yang diperoleh AFP pada 21 September 2022, menunjukkan para demonstran Iran turun ke jalan-jalan di ibukota Teheran selama protes untuk Mahsa Amini, beberapa hari setelah dia meninggal dalam tahanan polisi. - Protes menyebar ke 15 kota di seluruh Iran semalam atas kematian wanita muda Mahsa Amini setelah dia ditangkap oleh polisi moral negara itu, media pemerintah melaporkan hari ini. Pada malam kelima unjuk rasa jalanan, polisi menggunakan gas air mata dan melakukan penangkapan untuk membubarkan massa hingga 1.000 orang, kata kantor berita resmi IRNA. (Photo by AFP)
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Demonstrasi memanas dan meluas di kota-kota Iran menyusul kemarahan publik atas kematian seorang wanita muda, Mahsa Amini ditahanan polisi moral.
Demonstrasi berkembang menjadi tuntutan kebebasan di Iran yang dihadapi dengan kekerasan oleh aparat keamanan. Sedikitnya dilaporkan korban tewas berjumlah 17 orang.
Korban tewas terdiri dari demonstran, polisi, dan milisi pendukung pemerintah. Demonstran di Teheran dan kota-kota lain membakar kantor polisi.
Kemarahan publik atas kematian Mahsa Amini itu tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, dengan laporan pasukan keamanan diserang.
Mahsa Amini ditahan oleh polisi moral di Teheran pada 13 September 2022 karena tidak mematuhi aturan hijab. Kepolisian menyebut Amini jatuh sakit ditahanan dan meninggal pada 16 September 2022.
Namun para aktivis dan demonstran menyebut Amini dipukuli oleh polisi selama berada dalam tahanan yang memicu cedera serius hingga berujung kematian.