Setelah Pengumuman Mobilisasi Parsial, Seorang Tentara Cadangan Akui Buru-buru Tinggalkan Rusia
Seorang sersan dalam daftar tentara cadangan buru-buru meninggalkan negaranya setelah Presiden Rusia Vladimir Putin umumkan mobilisasi parsial.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengejutkan warga Moskow dengan perintah mobilisasi parsial, seorang sersan dalam daftar tentara cadangan buru-buru meninggalkan negaranya.
Oleg menerima draft formulirnya di kotak surat.
Isinya memerintahkan Oleg untuk pergi ke pusat rekrutmen lokal di Kazan, Ibu Kota Republik Tartarstan.
Pria berusia 29 tahun itu mengaku punya firasat akan menjadi yang pertama dalam barisan (tentara cadangan) jika mobilisasi parsial diumumkan.
Tetapi dia berharap tidak ada paksaan untuk terjun berperang di Ukraina.
"Hati saya tenggelam ketika saya mendapat panggilan itu," katanya, seperti dikutip The Guardian.
"Tapi saya tahu, tidak punya waktu untuk berputus asa," ucapnya.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina: Putin Perintahkan Mobilisasi Parsial, Lalu Lintas Perbatasan Padat
Dengan cepat Oleg mengemasi semua barang-barangnya dan memesan tiket sekali jalan ke Orenburg, sebuah kota Rusia selatan yang dekat dengan perbatasan dengan Kazakhstan.
"Saya akan mengemudi melintasi perbatasan malam ini," katanya dalam wawancara telepon pada Kamis dari bandara di Orenburg.
“Saya tidak tahu kapan saya akan menginjakkan kaki di Rusia lagi,” tambahnya.
Ini mengacu pada hukuman penjara yang dihadapi pria Rusia karena menghindari wajib militer.
Istrinya akan melahirkan seminggu lagi
Oleg mengatakan dia akan meninggalkan istrinya, yang akan melahirkan minggu depan.
“Saya akan merindukan hari terpenting dalam hidup saya. Tapi saya tidak akan membiarkan Putin mengubah saya menjadi seorang pembunuh dalam perang yang tidak saya inginkan.”
Baca juga: POPULER Internasional: 1.300 Demonstran Anti-Mobilisasi Ditangkap | Fakta-fakta Mobilisasi Parsial