Mayoritas Anggota Partai Demokrat Tidak Ingin Joe Biden Kembali Calonkan Diri Sebagai Presiden AS
Joe Biden mendapatkan skor terburuk pada bidang ekonomi, dengan hanya 36 persen menyuarakan kepuasan atas penanganannya terhadap masalah ini.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Hanya sekitar sepertiga atau 35 persen dari anggota Partai Demokrat dan independen yang condong ke Demokrat ingin Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua pada 2024.
Hal ini menurut jajak pendapat ABC News dan The Washington Post yang diterbitkan pada hari Minggu kemarin.
Sementara itu 56 persen mengatakan bahwa mereka ingin partai itu memilih orang lain selain Joe Biden.
Baca juga: Kongres Amerika Serikat: Joe Biden Bisa Saja Hadapi Pemakzulan setelah November 2022
Di sisi lain, 47 persen anggota Partai Republik dan independen yang condong ke Partai Republik sedikit mendukung mantan Presiden Donald Trump dibandingkan kandidat lainnya yang mencapai 46 persen.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (26/9/2022), diantara orang Amerika pada umumnya, dukungan terhadap Joe Biden pun tetap rendah, dengan hanya 39 persen responden yang puas terhadap kinerjanya, sementara 53 persen menyatakan tidak puas.
Joe Biden mendapatkan skor terburuk pada bidang ekonomi, dengan hanya 36 persen menyuarakan kepuasan atas penanganannya terhadap masalah ini.
Itu tentu saja menjadi pertanda buruk bagi Demokrat bahkan sebelum 2024, mengingat bahwa 84 persen pemilih menganggap ekonomi sebagai masalah utama yang mempengaruhi suara mereka untuk Kongres AS.
Baca juga: Joe Biden Sebut Pandemi Covid-19 di Amerika Serikat Berakhir, Begini Tanggapan Ahli Epidemiologi
Dalam survei pemilihan ulang antara Biden dan Trump, Biden memang unggul karena menjaringkan 48 persen suara dibandingkan 46 persen untuk Trump.
Namun jika hanya pemilih terdaftar yang disurvei, maka angkanya kemungkinan akan terbalik, dengan Trump keluar sebagai pemenang.
Pada saat yang sama, 52 persen responden berpikir Trump harus didakwa dengan kejahatan terkait setidaknya satu investigasi federal yang saat ini sedang dilakukan terhadapnya.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa pemilihan November mendatang akan memberikan kemenangan tipis bagi Partai Republik, dengan 47 persen pemilih terdaftar mendukung kandidat Partai Republik di distrik House mereka, dibandingkan 46 persen lainnya yang lebih memilih Demokrat.
Perlu diketahui, ekonomi adalah masalah utama yang kini ada pada benak para pemilih untuk ujian tengah semester, Partai Republik dipandang lebih mampu menanganinya dengan selisih 16 poin.
Baca juga: Cina Protes Setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden Janji Bela Taiwan
76 persen pemilih yang memandang inflasi sebagai hal yang sangat penting mempercayakan suara mereka pada Partai Republik dengan selisih yang sama.
Sementara Demokrat sangat unggul dibandingkan Partai Republik dalam memenangkan tingkat kepercayaan pemilih tentang masalah aborsi dan perubahan iklim, dengan lebih sedikit pemilih yang menganggapnya sangat penting, masing-masing hanya 62 persen dan 50 persen.
Bahkan Ketua DPR Nancy Pelosi tampak kurang antusias dengan masa jabatan Joe Biden yang kedua.
Saat dihadapkan pada kegagalan Biden dalam 'berkomitmen' untuk mencalonkan diri kembali, Pelosi menyampaikan 'pujian yang samar' untuk Presiden yang sudah tua itu.
Pelosi mengaku tidak akan berpolitik tentang apakah Joe Biden harus kembali maju atau tidak.
Wanita itu kini dikabarkan tengah mengincar jabatan sebagai Duta Besar untuk Italia, jika partainya kehilangan kendali DPR pada November mendatang.