Peringatan Seabad Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda, Dulu Bernama ‘Indische Vereeniging’
Mohammad Hatta merupakan salah satu tokoh Perhimpunan Indonesia di Belanda
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, LEIDEN - Memperingati 100 tahun berdiri, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) atau Perhimpunan Indonesia di Belanda mengadakan acara peringatan di Kota Leiden pada Sabtu, (24/9/2022).
Seabad yang lalu, organisasi mahasiswa dan pelajar dari Indonesia di negara Belanda dibentuk dengan nama ‘Indische Vereeniging’ atau Perhimpunan Hindia pada tahun 1908.
Baca juga: Mahfud MD Beberkan Alasan KUHP Peninggalan Belanda Harus Diubah
Acara ini dihadiri dua orang putri Mohammad Hatta yakni Meutia Farida Swasono dan Halida Nuriah Hatta untuk memberikan kesaksian sejaran dan pesan-pesan.
Mohammad Hatta merupakan salah satu tokoh Perhimpunan Indonesia sekaligus Proklamator kemerdekaan RI.
"PPI memiliki tugas penting untuk menjadi penerus dari Perhimpunan Indonesia dan perjuangannya di masa kolonial, terutama menjaga semangat nasionalisme," kata Meutia Hatta dalam keterangannya.
Indische Vereeniging yang dibentuk tahun 1908 resmi beralih nama menjadi ‘Indonesische Vereeniging’ pada tahun 1922.
Baca juga: Profil dan Biodata Munir Said Thalib, Pejuang HAM yang Tewas di Dalam Pesawat saat Menuju ke Belanda
Pada tahun 1925, ‘Indonesische Vereeniging’ menggunakan penamaan dengan bahasa Melayu yakni Perhimpunan Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, di tahun 1950 PPI dilanjutkan dengan menggunakan nama Perhimpunan Indonesia hingga sekarang.
Organisasi tersebut juga beralih orientasi menjadi lebih berani dan lantang menyuarakan aspirasi menuju satu Indonesia yang merdeka dan mandiri.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Meutia Hatta agar PPI menuangkan visi untuk meneruskan sejarah, serta menggunakan seluruh potensi yang ada untuk menulis sejarahnya sendiri.
"PPI perlu mengkombinasikan aktivitas sosial dengan refleksi sejarah untuk menjaga dan meneruskan semangat perjuangan Perhimpunan Indonesia,” kata Meutia.
Untuk memaknai tonggak sejarah itu, diselenggarakan pameran dan sarasehan sebagai refleksi sejarah sekaligus memantik kampanye kesadaran publik tentang lini masa monumental bagi perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Baca juga: PANDI dan PPI Sedunia Kolaborasi Digitalkan Aksara Nusantara
Sarasehan dilaksanakan secara hybrid untuk menjangkau publik di tanah air, termasuk jaringan PPI di seluruh dunia.
Dubes RI di Belanda Mayerfas mengajak seluruh pemangku kepentingan, meliputi PPI, alumni, diaspora, dan masyarakat luas, untuk menggunakan kesempatan ini guna memperbarui komitmen, memperkuat rasa kebangsaan.
"Yang terpenting menyatukan visi dan langkah untuk bersama-sama berupaya mewujudkan Indonesia yang berdaulat, maju, adil, dan makmur," ujarnya.