Donald Trump: 'Sabotase' Nord Stream Bisa Picu Perang Dunia III
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memperingatkan bahwa dugaan 'sabotase' pada pipa gas Nord Stream 1 dan 2 Rusia.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memperingatkan bahwa dugaan 'sabotase' pada pipa gas Nord Stream 1 dan 2 Rusia di Laut Baltik dapat memicu terjadinya Perang Dunia (PD) III.
Trump menggunakan platform Truth Social-nya pada Rabu lalu untuk memposting cuplikan video yang diambil Februari lalu, saat penggantinya yakni Presiden Joe Biden mengatakan kepada wartawan bahwa 'jika Rusia menyerang Ukraina, tidak akan ada lagi Nord Stream 2. Kami akan mengakhirinya'.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (30/9/2022), ketika ditanya tentang bagaimana tepatnya AS berencana untuk mewujudkan hal itu, mengingat pipa itu berada di bawah kendali Jerman, Biden pun menjawab bahwa pemerintahannya dapat memastikan itu bisa terjadi kapanpun.
"Saya berjanji kepada kalian, kami akan dapat melakukannya," kata Biden dalam video tersebut.
Trump pun melontarkan sindirannya terkait apa yang disampaikan mantan lawan politiknya itu.
"Wah, pernyataan yang luar biasa. Perang Dunia III, siapa saja?," tulis Trump, dalam komentar singkatnya di bawah video tersebut.
Postingan itu jelas merupakan 'pukulan' terhadap Biden dan mengisyaratkan bahwa AS bisa saja dikaitkan dengan kebocoran yang ditemukan awal pekan ini pada jaringan pipa Nord Stream yang menghubungkan Rusia ke Eropa, dan pipa 2 khusus ke Jerman di bawah Laut Baltik.
Trump mendedikasikan beberapa postingannya untuk apa yang disebutnya sebagai tindakan 'sabotase' saluran pipa Nord Stream.
Dalam salah satu pesannya, ia menyarankan para pemimpin AS untuk bersikap 'dingin dan tenang' terkait keseluruhan dari situasi ini.
"Kebocoran adalah peristiwa besar yang seharusnya tidak memerlukan solusi besar, setidaknya belum untuk saat ini," kata Trump.
Pria berusia 76 tahun itu kemudian mengaitkan insiden tersebut dengan konflik di Ukraina dan mengklaim bahwa konfrontasi militer antara Rusia dan Ukraina 'pasti tidak akan terjadi jika saya menjadi Presiden (AS)'.
Baca juga: Norwegia Kerahkan Pasukan setelah Pipa Nord Stream 1 dan 2 Diduga Disabotase
"AS harus bekerja menuju perdamaian yang dinegosiasikan antara Rusia dan Ukraina, kedua belah pihak membutuhkan dan menginginkannya. seluruh dunia dipertaruhkan," tegas Trump.
Trump, yang menjatuhkan sanksi pada proyek Nord Stream 2 saat masih menjabat sebagai Presiden AS, mengingatkan pengikutnya di pos lain bahwa dia lah yang membawa saluran pipa itu menjadi 'perhatian dunia'.
"Saat saya menjelaskan bagaimana ketergantungan yang melumpuhkan pada Jerman dan bagian lain Eropa. Semua orang tertawa pada saat itu, namun mereka kini tidak tertawa lagi," papar Trump.
Sebelumnya, Denmark menemukan kebocoran dari pipa Nord Stream pada Senin lalu, setelah operator melaporkan hilangnya tekanan pada kedua Nord Stream jalur 1 dan 2.
Otoritas Denmark dan Swedia kemudian mengatakan ada serangkaian ledakan bawah laut yang terjadi di dekat Pulau Bornholm.
Hal ini menyebabkan Rusia, AS, Uni Eropa (UE) dan Swedia menduga kebocoran itu mungkin merupakan hasil dari tindakan yang disengaja atau sabotase.
Pipa-pipa yang terletak di sepanjang dasar Laut Baltik kini telah menjadi pusat kebuntuan energi antara Rusia dan UE sejak pecahnya konflik di Ukraina pada akhir Februari lalu.