Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Finlandia Tolak Warga Rusia Masuk setelah Terjadi Lonjakan Kedatangan akibat Mobilisasi

Finlandia mengumumkan akan menolak masuk orang Rusia dengan visa turis Schengen mulai Jumat (30/9/2022).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Finlandia Tolak Warga Rusia Masuk setelah Terjadi Lonjakan Kedatangan akibat Mobilisasi
worldatlas.com
Ilustrasi Visa Schengen. - Finlandia mengumumkan akan menolak masuk orang Rusia dengan visa turis Schengen mulai Jumat (30/9/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Finlandia akan menolak masuk orang Rusia dengan visa turis Schengen mulai Jumat (30/9/2022).

Langkah ini menyusul lonjakan kedatangan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi parsial tentara cadangan Moskow untuk berperang di Ukraina.

"Keputusan itu bertujuan untuk sepenuhnya mencegah situasi pariwisata Rusia saat ini ke Finlandia dan transit melalui Finlandia," kata Menteri Luar Neger (Menlu) Finlandia Pekka Haavisto, Kamis (29/9/2022).

Haavisto menambahkan dampak signifikan mobilisasi parsial Rusia telah mempengaruhi keputusan Helsinki.

Dilansir Al Jazeera, pada 21 September kemarin, Putin mengumumkan mobilisasi parsial menyusul keberhasilan Ukraina dalam serangan balasan terhadap posisi pasukan Rusia.

Putin berpendapat dia membela wilayah Rusia dan mengatakan Barat ingin menghancurkan negaranya.

Baca juga: Berita Foto : Eksodus Warga Rusia Hindari Perintah Mobilisasi Parsial

Kepentingan tertentu diizinkan masuk Finlandia

Berita Rekomendasi

Menurut aturan baru Finlandia, orang Rusia yang memasuki negara itu untuk bekerja, belajar, dan kunjungan keluarga - seperti perjalanan untuk melihat orang tua, kakek-nenek, dan anak-anak - masih akan diizinkan masuk, outlet berita lokal Helsingin Sanomat melaporkan.

Pada 1 September, Finlandia memangkas jumlah visa, termasuk untuk tujuan pariwisata, yang dikeluarkan untuk warga Rusia.

Jumlah visa yang dikeluarkan kini menjadi sepersepuluh dari jumlah biasanya.

Sebuah langkah yang dilihat sebagai pertunjukan solidaritas dengan Ukraina.

Latvia takkan tawarkan perlindungan pada warga Rusia yang kabur

Baca juga: Tolak Mobilisasi ke Ukraina, 194.000 Warga Rusia Dikabarkan Kabur ke Negara Tetangga

Warga Rusia disambut oleh seorang sukarelawan setibanya di Kazakhstan melintasi titik penyeberangan perbatasan Syrym pada 27 September 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada 21 September mobilisasi ratusan ribu pria Rusia untuk mendukung tentara Moskow di Ukraina, memicu demonstrasi dan eksodus pria ke luar negeri. (Photo by STRINGER / AFP)
Warga Rusia disambut oleh seorang sukarelawan setibanya di Kazakhstan melintasi titik penyeberangan perbatasan Syrym pada 27 September 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada 21 September mobilisasi ratusan ribu pria Rusia untuk mendukung tentara Moskow di Ukraina, memicu demonstrasi dan eksodus pria ke luar negeri. (Photo by STRINGER / AFP) (AFP/STRINGER)

Anggota Uni Eropa (UE) lainnya Latvia, tak lama setelah pengumuman Putin mengatakan tidak akan menawarkan perlindungan kepada orang Rusia yang melarikan diri dari mobilisasi pasukan Moskow.

Sementara itu, menurut Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (HAM), setidaknya 2.400 pengunjuk rasa anti-perang ditangkap dalam demonstrasi di seluruh Rusia menentang mobilisasi.

Dilaporkan bahwa banyak dari mereka yang ditangkap diberikan draft pemberitahuan oleh pihak berwenang.

Perintah mobilisasi datang sehari setelah Putin memberikan dukungannya pada referendum bergabung dengan Rusia.

Langkah pertama untuk secara resmi mencaplok sebagian Ukraina seukuran Hongaria.

Administrasi yang dipasang Moskow di empat wilayah Ukraina selatan dan timur mengklaim pada Selasa malam bahwa 93 persen suara yang diberikan di Zaporizhzhia mendukung pencaplokan.

Baca juga: Rusia Akhirnya Akui Kesalahan Mobilisasi Parsial, Jubir Putin: Akan Diperbaiki

Lalu, 87 persen di wilayah Kherson, 98 persen di wilayah Luhansk, dan 99 persen di Donetsk.

Namun, negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat dan Kanada telah menolak referendum tersebut.

Mereka menyerukan referendum itu sebagai "palsu".

Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas