NATO Yakin Kebocoran Pipa Gas Laut Baltik adalah Sabotase
Aliansi militer NATO yakin kebocoran pipa gas Laut Baltik disebabkan oleh tindakan sabotase.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Aliansi militer NATO mengatakan pihaknya telah mengumpulkan semua informasi terkait kebocoran pipa gas Laut Baltik.
Berdasarkan informasi itu ditemukan bahwa penyebab kebocoran pipa gas Laut Baltik adalah tindakan sabotase yang disengaja.
"Semua informasi yang tersedia saat ini menunjukkan bahwa ini adalah hasil dari tindakan sabotase yang disengaja, sembrono, dan tidak bertanggung jawab," kata perwakilan NATO sebagaimana dikutip AP News.
Atas temuan itu, para duta besar NATO memperingatkan aliansi akan membalas setiap serangan terhadap infrastruktur penting dari 30 negara anggotanya.
Dalam sebuah pernyataan mereka mengatakan "setiap serangan yang disengaja terhadap infrastruktur penting sekutu akan ditanggapi dengan tanggapan yang bersatu dan teguh".
Mereka menahan diri untuk menyebut siapa yang mereka pikir bertanggung jawab, meskipun beberapa sekutu seperti Polandia, dan banyak ahli, mengatakan mereka percaya bahwa Rusia di balik kebocoran tersebut.
Baca juga: Denmark: Kebocoran Gas dari Pipa Nord Stream 1 dan 2 Bisa Berlanjut Sampai Akhir Pekan Ini
Ketegangan yang meningkat seputar keamanan energi di Eropa terjadi ketika Rusia bersiap untuk mencaplok empat wilayah Ukraina yang diduduki, sebuah langkah yang secara luas dikutuk oleh Barat.
Raksasa energi Rusia Gazprom meningkatkan ketidakpastian seputar pasokan energi pada hari Rabu.
Gazprom mengancam di Twitter untuk berhenti berurusan dengan perusahaan Ukraina yang mengendalikan salah satu dari dua pipa yang tersisa yang mengirimkan gas Rusia ke Eropa.
Sementara itu, pejabat Uni Eropa pada hari Kamis mengatakan mereka akan menunggu hasil penyelidikan alih-alih menyalahkan siapa pun secara spesifik.
Kabar kebocoran gas datang dari penjaga pantai Swedia, yang mengkonfirmasi kebocoran keempat pada jaringan pipa di selatan Swedia, yang sedang dalam proses bergabung dengan NATO.
Menurut seismolog, kebocoran didahului oleh ledakan.
Ledakan pertama tercatat Senin pagi di tenggara Pulau Bornholm, Denmark.
Ledakan kedua yang lebih kuat di timur laut pulau malam itu setara dengan gempa berkekuatan 2,3.