Rusia Serang Rombongan Warga Ukraina yang akan Jemput Kerabat dari Wilayah Pendudukan Moskow
Pasukan Rusia menyerang rombongan warga Ukraina yang akan menjemput kerabat mereka dari wilayah yang diduduki Moskow.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah berjanji untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi daripada yang telah mereka kenakan terhadap Rusia.
Baca juga: Rusia Gusar, Tuding Latihan Militer NATO Jadi Biang Kerok Rusanya Pipa Gas Nord Stream
Mereka juga menawarkan jutaan dolar dalam dukungan ekstra untuk Ukraina ketika Kremlin menduplikasi buku pedoman aneksasi yang diikutinya ketika memasukkan Semenanjung Krimea Ukraina pada 2014.
Putin mengeluarkan dekrit yang mengakui kemerdekaan wilayah Kherson dan Zaporizhzhia pada Jumat pagi.
Sementara Ukraina telah mengulangi sumpahnya untuk merebut kembali empat wilayah, serta Krimea.
Di sisi lain, Rusia berjanji untuk mempertahankan semua wilayahnya, termasuk wilayah yang baru dianeksasi, dengan segala cara yang ada, termasuk senjata nuklir.
Lebih lanjut, pendukung Barat-Ukraina telah menggambarkan referendum yang dikelola Rusia sebagai perampasan tanah.
Mereka mengatakan beberapa orang dipaksa untuk memilih di bawah todongan senjata dalam pemilihan tanpa pengamat independen di wilayah dari mana ribuan penduduk telah melarikan diri atau dideportasi secara paksa.
Dalam bahasa yang sangat kuat, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pencaplokan Rusia akan melanggar Piagam PBB dan "tidak memiliki nilai hukum".
Dia menggambarkan langkah itu sebagai "eskalasi berbahaya" dan mengatakan itu "tidak boleh diterima".
"Setiap keputusan Rusia untuk maju akan semakin membahayakan prospek perdamaian," kata Guterres sebagaimana dikutip AP News.
Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto, Rusia memikul tanggung jawab khusus”untuk menghormati Piagam PBB, kata sekretaris jenderal.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Guterres menyampaikan pesan itu kepada duta besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, pada hari Rabu.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)