Pengiriman Gas Rusia ke Italia Lewat Austria Ditangguhkan, Gazprom Masih Cari Jalan Keluar
Pengiriman gas Rusia ke Italia lewat Austria ditangguhkan kini Gazprom tengah mencari cara untuk menyelesaikan masalah dengan pelanggan Italianya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pengiriman gas Rusia ke Italia melalui Austria telah ditangguhkan, Sabtu (1/10/2022).
Gazprom membeberkan hal ini terjadi karena operator Austria menolak untuk mengonfirmasi nominasi atas perubahan peraturan.
Dikutip TASS, perusahaan gas Rusia itu sekarang mencari cara untuk menyelesaikan masalah dengan pelanggannya di Italia.
"Alasannya terkait dengan perubahan peraturan yang diperkenalkan di Austria pada akhir September," jelas pernyataan perusahaan.
"Gazprom sedang berupaya menyelesaikannya. masalah bersama dengan pelanggan Italia," bunyi pernyataan itu.
Sebelumnya, Eni Italia melaporkan bahwa mereka telah menerima pemberitahuan dari Gazprom soal volume pengiriman gas.
Baca juga: Gazprom: China Sepakat Bayar Gas Rusia Pakai Mata Uang Rubel dan Yuan
Dijelaskan bahwa mereka tidak akan dapat mengirimkan gas dalam volume yang diminta pada 1 Oktober karena ketidakmungkinan transit melalui Austria.
Setelah sabotase di pipa gas Nord Stream, satu-satunya rute untuk mengirimkan gas Rusia ke Eropa Barat dan Tengah adalah melalui Ukraina.
Sebelumnya, Gazprom mengatakan bahwa pada 1 Oktober, volume pengirimannya melalui jalur itu adalah 41,7 juta meter kubik.
Update pipa Nord Stream 2
Diwartakan The Guardian, setelah sempat mengalami kerusakan beberapa waktu kemarin, pipa Nord Stream kini telah puih.
Juru bicara pipa Ulrich Lissek mengatakna kepada AFP bahwa pipa Nord Stream 2 tidak lagi mengalami kebocoran di bawah Laut Baltik.
Baca juga: Gazprom Putus Pipa Nord Stream 1, Biaya Impor Energi Italia Melambung Hingga 100 Miliar Euro.
Dikatakan keseimbangan telah tercapai antara tekanan gas dan air.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris, Liz Truss, mengatakan serangkaian ledakan yang merusak jaringan pipa gas Rusia adalah tindakan sabotase.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)