Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Para Pejabat Rusia Kritik Kepemimpinan Militer Mereka Menyusul Mundurnya Pasukan dari Lyman Donetsk

Para pejabat Rusia telah mengkritik kepemimpinan militer mereka menyusul mundurnya pasukan Rusia dari Lyman, Donetsk.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Para Pejabat Rusia Kritik Kepemimpinan Militer Mereka Menyusul Mundurnya Pasukan dari Lyman Donetsk
@Eva Bartlett
Kondisi hotel yang diserang oleh pasukan Ukraina di Kota Donetsk. - Para pejabat Rusia telah mengkritik kepemimpinan militer mereka menyusul mundurnya pasukan Rusia dari Lyman, Donetsk. 

Menulis di Telegram, Kadyrov menyalahkan komandan Distrik Militer Pusat Alexander Lapin, menuduhnya memindahkan markas besarnya ke Starobelsk, 100 kilometer jauhnya dari bawahannya.

Petugas pemadam kebakaran memadamkan api setelah sebuah flat terkena serangan rudal di Bakhmut, wilayah Donetsk, pada 15 September 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. - Para pejabat Rusia telah mengkritik kepemimpinan militer mereka menyusul mundurnya pasukan Rusia dari Lyman, Donetsk.
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api setelah sebuah flat terkena serangan rudal di Bakhmut, wilayah Donetsk, pada 15 September 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. - Para pejabat Rusia telah mengkritik kepemimpinan militer mereka menyusul mundurnya pasukan Rusia dari Lyman, Donetsk. (Juan BARRETO / AFP)

Baca juga: Zelensky Sebut Kemenangan Ukraina Takkan Terbatas pada Lyman

"Bukanlah memalukan bahwa Lapin biasa-biasa saja, tetapi fakta bahwa dia ditutupi di atas oleh para pemimpin di Staf Umum," kata Kadyrov sebagaimana dikutip CNN.

Dia juga mengatakan bahwa sudah waktunya bagi Kremlin untuk menggunakan setiap senjata yang dimilikinya, menambah kekhawatiran bahwa tekanan dapat tumbuh pada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir di medan perang.

"Menurut pendapat pribadi saya, kita perlu mengambil tindakan yang lebih drastis, termasuk mengumumkan darurat militer di wilayah perbatasan dan menggunakan senjata nuklir hasil rendah," kata Kadyrov.

"Tidak perlu membuat setiap keputusan dengan mempertimbangkan komunitas Amerika Barat."

Awal pekan ini, mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, membahas penggunaan senjata nuklir di saluran Telegramnya, dengan mengatakan itu diizinkan jika keberadaan negara Rusia terancam oleh serangan bahkan oleh pasukan konvensional.

"Jika ancaman terhadap Rusia melebihi batas ancaman yang kami tetapkan, kami harus merespons. Ini tentu saja bukan gertakan," tulisnya.

BERITA REKOMENDASI

Kekhawatiran tentang penggunaan senjata nuklir meningkat tajam setelah deklarasi Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Jumat.

Putin mengatakan, Rusia akan merebut hampir seperlima dari Ukraina, menyatakan bahwa jutaan orang yang tinggal di sana akan menjadi warga negara Rusia selamanya.

Pengumuman itu ditolak Barat, tetapi ketakutannya adalah Kremlin mungkin berpendapat bahwa serangan di wilayah tersebut sekarang merupakan serangan terhadap Rusia.

Dalam pidatonya di Kremlin, Putin hanya mengacu pada senjata nuklir, mencatat bahwa AS adalah satu-satunya negara yang menggunakannya di medan perang.

"Mereka menciptakan preseden," katanya.

Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas