Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Tewas Bom Bunuh Diri di Afghanistan Jadi 52 Orang, Serangan Terparah Sejak Taliban Berkuasa

Korban tewas akibat serangan bom bunuh diri di Kabul, ibu kota Afghanistan, bertambah menjadi 52 orang.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Korban Tewas Bom Bunuh Diri di Afghanistan Jadi 52 Orang, Serangan Terparah Sejak Taliban Berkuasa
AFP/AHMAD SAHEL ARMAN
Seorang wanita berpakaian burqa berjalan di sepanjang jalan di Kabul pada 7 Mei 2022. - Korban tewas akibat serangan bom bunuh diri di Kabul, ibu kota Afghanistan, bertambah menjadi 52 orang. 

TRIBUNNEWS.COM - Korban tewas akibat serangan bom bunuh diri di Kabul, Ibu Kota Afghanistan, bertambah menjadi 52 orang, AP News melaporkan.

Korban tewas lebih dari dua kali jumlah yang diakui oleh para pejabat Taliban.

Puluhan orang lainnya terluka dalam ledakan pada Jumat (30/9/2022), menjadikannya salah satu serangan paling berdarah sejak Taliban menguasai Afghanistan lebih dari setahun lalu.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu, tetapi kelompok ekstremis ISIS telah melakukan serangkaian serangan terhadap Taliban dan etnis minoritas.

Ledakan itu terjadi pada saat ratusan siswa usia remaja sedang mengikuti ujian praktek di Pusat Pendidikan Tinggi Kaaj di Kabul.

Pejabat keamanan Taliban awalnya mengatakan 19 orang telah tewas, kemudian merevisi jumlah korban tewas menjadi 25 selama akhir pekan.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Kabul Afghanistan Tewaskan 35 Orang, Sebagian Besar Korban adalah Perempuan

Namun, AP News berbicara langsung dengan kerabat dari 39 korban tewas dan memperoleh nama dan informasi lain tentang 13 sisanya.

Berita Rekomendasi

Sebagian besar korban adalah perempuan, di mana 31 siswa berusia antara 17 dan 20 tahun.

Korban termuda adalah seorang gadis berusia 14 tahun bernama Nasrin, yang mengunjungi pusat tersebut bersama sepupunya yang berusia 19 tahun, Layeqa, yang juga tewas dalam ledakan tersebut.

Mohammed Amir menguburkan putrinya, Wahida, yang berusia 21 tahun di pemakaman Kabul pada hari Jumat.

Dia berbicara tentang masa sulit yang dialami keluarganya.

"Sepertinya neraka bagi kita. Saya tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Saya tidak bisa tidur. Saya merasa seperti sedang dicabik-cabik. Saya berharap saya bisa berada di suatu tempat di mana saya bisa berteriak, meninggikan suara saya. Hati saya tercabik-cabik karena Wahida," katanya.

Adik Wahida, Zahra, mengatakan bahwa Hazara dan Syiah selalu diserang.

"Kali ini sama, tidak ada Sunni di Kaaj (Pusat Pendidikan). Semua dari mereka adalah Syiah. Seorang pengebom bunuh diri memasuki bagian perempuan dan meledakkan dirinya di depan saudara perempuan saya. Mereka semua adalah gadis Hazara," katanya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas