Mantan Penasehat Pentagon Tuduh Amerika dan Inggris Jadi Pihak yang Rusak Jalur Pipa Gas Nord Stream
Ekonomi Rusia sangat bergantung pada ekspor energi, sehingga tudingan bahwa Rusia pelakunya merupakan hal yang tidak masuk akal.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Mantan Penasehat Pentagon dan pensiunan Kolonel Angkatan Darat AS Douglas Macgregor menyebut Amerika Serikat (AS) dan Inggris merupakan pihak yang paling mungkin menjadi penyebab di balik serangan jalur pipa gas Nord Stream pada minggu lalu.
Ia pun menekankan, taktik sabotase ini akan membantu memastikan Jerman tidak dapat mundur dari upaya mempersenjatai pasukan Ukraina dalam melawan Rusia.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (4/10/2022), Ia menepis anggapan Rusia bertanggung jawab atas ledakan yang menyebabkan kebocoran di saluran Nord Stream, yang membawa gas alam melintasi Laut Baltik ke Jerman.
"Rusia tidak melakukan ini," kata Macgregor.
Baca juga: Intelijen Rusia Punya Bukti Amerika Cs yang Sabotase Pipa Gas Nord Stream
Ia menilai ekonomi Rusia sangat bergantung pada ekspor energi, sehingga tudingan bahwa Rusia pelakunya merupakan hal yang tidak masuk akal.
"Gagasan bahwa mereka melakukannya, saya pikir, tidak masuk akal," tegas Macgregor.
Macgregor, yang menjadi Penasehat Khusus Menteri Pertahanan di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump saat itu, menunjukkan bahwa bahan peledak yang setara dengan ribuan pon TNT harus digunakan untuk menembus jaringan pipa.
"Anda memiliki beberapa inci beton di sekitar berbagai paduan logam untuk memindahkan gas alam, jadi itu bukan sesuatu yang anda bisa lakukan hanya dengan menjatuhkan granat saja," jelas Macgregor.
Macgregor pun mempertimbangkan tingkat kecanggihan yang diperlukan untuk melakukan serangan semacam itu.
"Anda harus melihat siapa aktor negara yang memiliki kemampuan untuk melakukan ini, dan itu berarti Angkatan Laut Kerajaan (Inggris), Angkatan Laut Amerika Serikat, operasi khusus," papar Macgregor.
Dirinya mencatat, mantan Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski bahkan bereaksi terhadap serangan Nord Stream dengan mengatakan 'Terima kasih AS'.
"Ledakan pipa terjadi pada saat para pemimpin Jerman 'mulai memberi kesan bahwa mereka tidak lagi akan mengikuti perang proksi di Ukraina ini'. Sangat jelas bahwa kita telah mengambil alih opsi Jerman, Jerman pun menjauh dari aliansi ini. (Kanselir) Olaf Scholz berkata, 'saya tidak akan mengirim peralatan lagi, saya tidak akan mengirim tank apapun'," tutur Macgregor.
Sekarang Olaf terikat karena AS telah merampas pilihannya untuk keluar.
Lalu siapa yang akan memasok gas, minyak, batubara dan segala sesuatu jika Jerman bail out? Ke mana Jerman berpaling sekarang?
Namun, Macgregor mengatakan bahwa strategi seperti itu bisa menjadi bumerang, karena konsekuensi dari krisis Ukraina ini menyebabkan lebih banyak penderitaan diantara rakyat Jerman.
"Sama seperti orang Italia yang memilih pemimpin mereka, partai yang berkuasa pada pemerintahan Scholz mungkin jatuh. Saya pikir kita berada di jalan yang sangat licin dan berbahaya yang tidak pernah kita inginkan, yang merupakan jalan menuju akhir NATO," pungkas Macgregor.