AS Kirim Bantuan Militer Rp9,5 Triliun ke Ukraina, Rusia Peringatkan Risiko Perang Berkepanjangan
Amerika Serikat mengirim paket senjata senilai Rp9,5 triliun ke Ukraina, termasuk HIMARS. Rusia menganggap langkah itu berisiko meningkatkan perang.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
"Kami mengamati dengan cermat tingkat konsumsi amunisi mereka, untuk memastikan bahwa mereka memiliki apa yang mereka butuhkan untuk serangan balik," katanya.
Keputusan AS untuk mengirim lebih banyak bantuan militer memicu kritik dari Anatoly Antonov, duta besar Rusia untuk Amerika Serikat, yang memperingatkan konsekuensi potensial.
Baca juga: Antisipasi Serangan Nuklir Rusia, Kyiv Kirim Pil Kalium Iodida ke Pusat-pusat Evakuasi
“Kami menganggap ini sebagai ancaman langsung terhadap kepentingan strategis negara kami,” kata Antonov di aplikasi perpesanan Telegram, Rabu.
“Pasokan produk militer oleh AS dan sekutunya tidak hanya menimbulkan pertumpahan darah yang berkepanjangan dan korban baru, tetapi juga meningkatkan bahaya bentrokan militer langsung antara Rusia dan negara-negara Barat.”
Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat serangkaian ancaman terselubung atas penggunaan senjata nuklir dalam beberapa pekan terakhir dalam pertahanan wilayah Rusia.
Pekan lalu, AS meluncurkan paket senjata senilai 1,1 miliar dolar AS untuk Ukraina, yang mencakup 18 sistem peluncur HIMARS, amunisi yang menyertainya, berbagai jenis sistem kontra-drone dan sistem radar.
Paket itu didanai oleh Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina (USAI) yang berarti pemerintah harus membeli senjata dari industri, daripada mengambilnya dari stok yang ada.
Pengumuman terbaru berarti AS telah memberikan lebih dari 16,8 miliar dolar As bantuan keamanan sejak perang dimulai.
(Tribunnews.com/Yurika)