Ledakan di Jembatan Krimea-Rusia Tewaskan 3 Orang, Kremlin Kecam Pesan Bahagia Ukraina
Insiden ledakan dahsyat di jembatan penghubung Krimea dengan Rusia memicu reaksi dari pemerintah Kyiv.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah ledakan dahsyat merusak jembatan penghubung Semenanjung Krimea dengan Rusia pada Sabtu (8/10/2022).
Jembatan ini merupakan rute utama untuk distribusi pasokan selama invasi Rusia ke Ukraina.
Dilansir Reuters, ledakan yang terjadi pada Sabtu pagi di atas Selat Kerch itu menuai pesan gembira dari pejabat Ukraina.
Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit untuk memerintahkan pengamanan yang lebih kuat di area jembatan serta infrastruktur yang digunakan untuk memasok listrik dan gas alam ke Semenanjung Krimea.
Ia juga membentuk komisi untuk menyelidiki penyebab ledakan tersebut.
Kremlin sebelumnya melaporkan bahwa tiga orang tewas dalam ledakan, diduga penumpang mobil yang sedang melintas di dekat bom truk.
Baca juga: Setelah Ledakan di Jembatan Kerch, Rusia akan Kirim Lagi Pasukan Melalui Koridor Laut dan Darat
Tujuh gerbong tanker bahan bakar di kereta 59 gerbong menuju semenanjung di tingkat atas jembatan juga terbakar.
Lalu lintas dilanjutkan sekitar 10 jam kemudian, dan Kementerian Perhubungan Rusia mengizinkan kereta api untuk beroperasi kembali.
Wakil Perdana Menteri Rusia, Marat Khusnullin memerintahkan agar bagian jembatan yang runtuh segera dibongkar.
Penyelam akan memeriksa kerusakan pada Minggu (9/10/2022) pukul 6 pagi waktu setempat.
Rusia merebut Krimea dari Ukraina pada tahun 2014.
Adapun Jembatan Krimea sepanjang 19 km yang terhubung dengan jaringan transportasi Rusia dibuka dengan meriah empat tahun kemudian oleh Putin.
Ini merupakan arteri utama bagi pasukan Rusia yang menguasai sebagian besar wilayah Kherson di Ukraina selatan dan untuk pelabuhan angkatan laut Rusia di Sevastopol.
Belum jelas apakah ledakan itu adalah serangan yang disengaja, dan belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.