Ukraina Rebut Kembali 600 Pemukiman yang Diduduki Pasukan Rusia dalam Sebulan Terakhir
Ukraina mengklaim telah merebut kembali lebih dari 600 pemukiman dari pendudukan tentara Rusia dalam sebulan terakhir.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Ukraina mengaku telah membebaskan lebih dari 600 pemukiman dari tentara pendudukan Rusia dalam sebulan terakhir ini.
Sebanyak 75 daerah di antaranya berada di wilayah Kherson, jelas Kementerian Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara Ukraina.
Dilansir Reuters, sekitar 502 pemukiman di wilayah timur laut Kharkiv telah dibebaskan.
Pasukan Ukraina bulan lalu maju jauh ke dalam garis depan Rusia di wilayah tersebut, jelas kementerian pada Kamis (13/10/2022) malam waktu setempat.
Lebih lanjut, Kementerian Reintegrasi menyebut 43 pemukiman di wilayah Donetsk dan 7 di wilayah Luhansk juga telah direbut kembali.
"Wilayah-wilayah Ukraina yang dibebaskan telah meningkat secara signifikan," kata kementerian dalam sebuah pernyataan di situsnya.
Baca juga: Rusia-Ukraina Saling Tukar Masing-masing 20 Tahanan Perang
Sejauh ini belum ada konfirmasi langsung dari militer Ukraina atau kantor kepresidenan Ukraina mengenai kabar ini.
Kherson, Donetsk dan Luhansk (Donbas), serta Zaporizhzhia dicaplok oleh Rusia pada akhir September lalu.
Aneksasi yang diawali dengan referendum itu terjadi setelah serangan balasan pasukan Kyiv mengalami kemajuan pesat di timur laut, timur dan selatan.
Pencaplokan ini dikecam Kyiv serta Barat karena dianggap ilegal.
Warga Kherson Mengungsi
Pada Kamis lalu, Gubernur Kherson, Ukraina yang ditunjuk oleh Rusia mengimbau penduduk untuk mengungsi di tengah pertempuran antara pasukan Moskow dengan Kyiv.
Vladimir Saldo juga meminta Rusia membantu mengevakuasi warganya, lapor AFP .
Dalam postingan videonya di Telegram, Saldo mengimbau warga untuk berlindung dari serangan udara.
"Kami menyarankan kepada semua orang di wilayah Kherson untuk, jika mereka mau, pergi ke wilayah lain untuk melindungi diri dari serangan rudal."
"Dalam menangani kepemimpinan negara (Rusia), saya meminta Anda untuk membantu mengatur pekerjaan ini."
Saldo meyakini Rusia tidak akan meninggalkan wilayah yang baru dicaploknya ini.
"Kami, orang-orang di wilayah Kherson, tahu bahwa Rusia tidak meninggalkan wilayahnya sendiri," kata dia.
Menanggapi permintaan ini, Rusia bersedia membantu penduduk meninggalkan wilayah Kherson yang dicaplok.
Keputusan ini terjadi sehari setelah Kyiv mengklaim keberhasilannya merebut kembali lima pemukiman di wilayah selatan.
"Pemerintah mengambil keputusan untuk mengatur bantuan untuk kepergian penduduk wilayah (Kherson)," kata Wakil Perdana Menteri Rusia, Marat Khusnullin, lapor Telegraph.
Sementara itu menurut laporan Guardian, pengungsi dari wilayah Kherson diperkirakan tiba di Rusia pada Jumat (14/10/2022) waktu setempat.
Sebelumnya, Gubernur Vladimir Saldo mengimbau warga untuk mengungsi, terlebih untuk penduduk di tepi barat Sungai Dnipro.
Baca juga: Zelensky Minta Senjata Lebih Banyak Lagi ke Barat, Ukraina Kembali Tembaki Wilayah Rusia
Baca juga: Kemlu RI Beberkan Alasan Indonesia Dukung Resolusi PBB Kutuk Rusia Caplok Wilayah Ukraina
Warga sipil pertama yang melarikan diri dari Kherson dijadwalkan tiba di wilayah Rostov Rusia pada hari Jumat, kantor berita TASS melaporkan.
Kherson adalah salah satu dari empat provinsi Ukraina yang sebagian wilayahnya diduduki dan dicaplok oleh Rusia.
Kherson merupakan wilayah yang penting dan strategis.
Wilayah ini menjadi pusat satu-satunya rute darat ke Semenanjung Krimea yang direbut Rusia pada 2014.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)