Baru Sebulan Dilantik, Perdana Menteri Inggris Liz Truss Terancam Digulingkan Parlemen
Anggota parlemen Konservatif dilaporkan akan menggulingkan Perdana Menteri Inggris Liz Truss yang baru dilantik pada September lalu.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Anggota parlemen Inggris dilaporkan akan mencoba menggulingkan Perdana Menteri Liz Truss pekan ini meskipun ada peringatan keras dari Downing Street karena hal itu akan memicu pemilihan umum.
Kabar mengenai rencana untuk menggulingkan PM Liz Truss yang baru dilantik ini dilaporkan oleh media Inggris, Daily Mail, lapor Reuters.
Lebih dari 100 anggota parlemen (MPs) dari Partai Konservatif siap mengajukan surat tidak percaya terhadap Liz Truss kepada Graham Brady, ketua komite Partai Konservatif yang menyelenggarakan kontes kepemimpinan.
Dalam laporannya itu, Daily Mail mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Inggris telah kehilangan tiga perdana menteri sejak meninggalkan Uni Eropa pada tahun 2016.
Anggota parlemen dilaporkan akan mendesak Brady untuk mengatakan kepada PM Truss bahwa kepemimpinannya telah selesai.
Baca juga: Pangkas Krisis Inggris, Perdana Menteri Liz Truss Naikkan Pajak Korporasi Tahun Depan
Masih menurut laporan Daily Mail, anggota parlemen juga disebut akan mendesak Brady untuk mengubah aturan partai politik agar memungkinkan mosi percaya langsung pada kepemimpinan Truss.
Namun Graham Brady dikatakan menolak langkah tersebut.
Ia beralasan PM Truss, bersama dengan Menteri Keuangan Jeremy Hunt yang baru diangkat, layak mendapat kesempatan untuk menetapkan strategi ekonomi dalam anggaran pada 31 Oktober.
Secara terpisah, The Times melaporkan bahwa beberapa anggota parlemen telah mengadakan diskusi rahasia untuk mengganti Truss dengan pemimpin baru.
Truss memenangkan kepemimpinan Partai Konservatif bulan lalu setelah berjanji untuk memangkas pajak.
Kini ia berjuang untuk kelangsungan hidup politiknya setelah membuang bagian-bagian penting dari program tersebut.
Kekacauan telah memicu ketidakpuasan di partai, yang tertinggal di belakang oposisi Partai Buruh dalam jajak pendapat.
Tekanan tidak hanya datang dari anggota parlemen Konservatif, tetapi juga sekutunya yang memperingatkan bahwa dia hanya memiliki kesempatan yang singkat untuk memperbaiki program pemerintahannya.
Dilansir The Guardian, Liz Truss akan mengumpulkan menteri kabinetnya di No 10 pada Senin (17/10/2022) malam waktu London.
Setelah itu, ia akan melakukan serangkaian pertemuan dengan anggota parlemen Tory (Partai Konservatif) yang ingin melengserkannya.
Kepercayaan terhadap Truss mulai terancam pada 23 September lalu, ketika mantan Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng dan PM Truss meluncurkan program yang terinspirasi oleh Presiden AS Ronald Reagan.
Program tersebut berupa pemotongan pajak sebesar 45 miliar pound ($50 miliar) yang dibiayai secara eksklusif oleh utang yang lebih tinggi, lapor Al Jazeera.
Pengumuman itu membuat pasar keuangan merosot, menaikkan biaya pinjaman untuk jutaan orang Inggris hingga menurunkan peringkat jajak pendapat untuk Partai Konservatif.
Pada satu titik, pound merosot ke level terendah terhadap dolar dalam beberapa dekade.
Baca juga: Jajak Pendapat YouGov: Mayoritas Warga Inggris Ingin Liz Truss Mundur dari Jabatan Perdana Menteri
Meskipun ikut menulis paket program tersebut, Truss memecat Kwarteng tiga minggu setelah program keuangan diluncurkan.
Penggantinya, Jeremy Hunt, sekarang membongkar pemotongan pajak sambil mendesak pengekangan pengeluaran oleh rekan-rekan kabinetnya bahkan ketika warga Inggris mengalami krisis biaya hidup.
Liz Truss menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris menggantikan Boris Johnson sejak 6 September 2022 setelah memenangkan kursi sebagai Pemimpin Partai Konservatif.
Sebelum menjabat sebagai PM, Truss bertugas menjadi Menteri Luar Negeri Inggris sejak 2021 hingga 2022 dan Menteri Wanita dan Kesetaraan sejak 2019.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)