Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inflasi Inggris Melonjak di Atas 10 Persen karena Harga Pangan Naik

Data resmi menunjukkan inflasi Inggris melonjak di atas 10 persen pada September 2022 karena naiknya harga pangan pada Rabu (20/10/2022).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Inflasi Inggris Melonjak di Atas 10 Persen karena Harga Pangan Naik
dok. NIESR
National Institute of Economic and Social Research (NIESR) menyatakan, akibat resesi ekonomi, rata-rata pendapatan penduduk Inggris yang dapat dibelanjakan akan turun 2,5 persen dan tetap 7 persen di bawah tingkat pra-Covid hingga 2026. - Data resmi menunjukkan inflasi Inggris melonjak di atas 10 persen pada September 2022 karena naiknya harga pangan pada Rabu (20/10/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Inflasi Inggris melonjak kembali di atas 10 persen pada September 2022.

Data resmi menunjukkan pada Rabu (20/10/2022) bahwa situasi ini terjadi karena naiknya harga pangan.

Indeks Harga Konsumen (CPI) meningkat menjadi 10,1 persen pada skala tahunan.

Angka ini naik dari 9,9 persen pada Agustus, Kantor Statistik Nasional (ONS) mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Dikutip Al Jazeera, data September cocok dengan tingkat yang dilaporkan pada Juli.

Tercatat sebagai yang tertinggi dalam 40 tahun sebagai akibat dari tagihan energi yang sangat tinggi.

Baca juga: Inflasi Inggris Tembus Rekor, Melonjak 10,1 Persen Tertinggi dalam 40 Tahun

Harga makanan dan minuman non-alkohol adalah pendorong inflasi terbesar di bulan September karena naik 14,5 persen.

BERITA REKOMENDASI

Ini merupakan lompatan terbesar sejak April 1980, menurut perkiraan model historis CPI.

Harga hotel juga meningkat pada bulan September, kata ONS.

"Saya mengerti bahwa keluarga di seluruh negeri sedang berjuang dengan kenaikan harga dan tagihan energi yang lebih tinggi," kata kanselir baru Inggris Jeremy Hunt dalam sebuah pernyataan terpisah.

“Pemerintah ini akan memprioritaskan bantuan untuk yang paling rentan sambil memberikan stabilitas ekonomi yang lebih luas dan mendorong pertumbuhan jangka panjang yang akan membantu semua orang.”

Kekacauan pasar


Pemerintah telah diguncang oleh kekacauan di pasar setelah anggaran yang menjanjikan pemotongan pajak tanpa biaya.

Baca juga: Rizal Ramli: Upah Buruh Naik 1 Persen, Inflasi Makanan Bisa 17 Persen, Ini Pemiskinan Massal 

Ilustrasi lonjakan laju inflasi. - Data resmi menunjukkan inflasi Inggris melonjak kembali di atas 10 persen pada September 2022 karena naiknya harga pangan pada Rabu (20/10/2022).
Ilustrasi lonjakan laju inflasi. - Data resmi menunjukkan inflasi Inggris melonjak di atas 10 persen pada September 2022 karena naiknya harga pangan pada Rabu (20/10/2022). (Dok Tribunnews.com)

Sebagian besar tindakan itu telah dibatalkan, membuat Perdana Menteri Liz Truss berjuang untuk menyelamatkan pekerjaannya.

Menyusul kritik luas atas anggaran, Truss memecat pendahulu Hunt, Kwasi Kwarteng, setelah kurang dari enam minggu menjabat.

Analis mengatakan data Rabu akan memberi tekanan pada Bank of England untuk terus menaikkan suku bunga utamanya dengan jumlah yang cukup besar.

Capital Economics mencatat bahwa BoE dapat menaikkan suku bunga sebanyak satu poin persentase menjadi 3,25 persen pada pertemuan berikutnya di bulan November.

Liz Truss didesak untuk mundur

Kepemimpinan Liz Truss berada di ujung tanduk.

Belum sebulan menjabat sebagai menjabat kini digoyang dan terancam lengser.

Baca juga: Baru Sebulan Menjabat PM Inggris, Liz Truss Digoyang dari Pemerintahannya Gara-gara Krisis Ekonomi

Truss terancam dipermalukan karena berpeluang menjadi perdana menteri terpendek kedua di negara itu dalam sejarah, kecuali jika anggota parlemennya sendiri memberinya 'ruang bernapas'.

Kebijakannya memutarbalikkan reformasi pajak dianggap memalukan seperti laporan Straits Times, Selasa (18/10/2022).

Menkeu Inggris yang baru, Jeremy Hunt mengatakan kepada parlemen bahwa dia dan Truss "kemarin sepakat untuk membalikkan hampir semua tindakan pajak yang diumumkan dalam rencana pertumbuhan tiga minggu lalu".

Berita lain terkait dengan PM Liz Truss

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas