Rusia Serang Pembangkit Listrik, Jutaan Rumah Warga Ukraina Terancam Gelap Jelang Musim Dingin
Rusia gencar melancarkan serangan mematikan pada sejumlah infrastruktur vital Ukraina.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Pemerintah Ukraina dilaporkan mulai membatasi pasokan listrik secara nasional.
Pembatasan tersebut dilakukan menyusul rentetan serangan rudal dan pesawat tak berawak milik Rusia yang menyasar sejumlah pembangkit listrik di wilayah Ukraina.
Pemadaman ini merupakan kali pertama yang dilakukan Ukraina selama invasi berlangsung.
Menegangnya situasi geopolitik antara Kiev dan Moskow selama sepekan terakhir, memicu Rusia untuk lebih gencar melancarkan serangan mematikan pada sejumlah infrastruktur vital Ukraina.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-205: Kyiv Tangkis 3 Serangan Rusia di Kota Donetsk
Salah satunya, pembangkit listrik tenaga tenaga batu bara (PLTU) utama di kota Burshtyn, Ukraina Barat.
Dalam serangan rudal yang dilancarkan Rusia pada Rabu (19/10/2022) kemarin, telah membuat dua fasilitas di dalam kompleks PLTU terbakar dan mengalami kerusakan parah.
Alasan ini yang mendorong otoritas Ukraina melakukan pemadaman sementara pada Kamis (20/10/2022) antara pukul 7 pagi hingga 11 malam, mengutip dari Reuters pemutusan aliran listrik tersebut dilakukan untuk meminimalkan penggunaan listrik mengingat saat ini pasokan di fasilitas PLTU Burshtyn telah mengalami krisis.
"Dari jam 7 pagi hingga 11 malam, kami harus mematikan lampu, ini adalah tindakan paksa, kami harus menghemat," kata walikota Andriy Sadovyi.
Sebagai informasi PLTU Burshtyn sendiri merupakan salah satu pemasok aliran listrik terbesar di Ukraina, tercatat sejak awal dibangun setidaknya PLTU ini telah menjadi distributor listrik utama bagi 5 juta konsumen di tiga wilayah Ukraina.
Serangan ini bukanlah kali pertama yang dilakukan Rusia, presiden Zelensky mengungkap bahwa Rusia sebelumnya telah menghantam PLTU Burshtyn dengan empat rudal di Oktober lalu.
Imbas serangan ini hampir 40 persen dari sistem tenaga listrik serta 30 persen pembangkit listrik Ukraina mengalami kerusakan parah.
Tak hanya itu masyarakat Ukraina kini ikut terancam mengalami krisis pasokan listrik menjelang musim dingin, walikota kota barat Lviv mengatakan bahwa pihaknya butuh waktu berbulan-bulan untuk memperbaiki gardu listrik yang telah rusak akibat serangan rudal kamikaze Rusia.
Sementara Zelensky yang dijadwalkan berpidato di KTT Uni Eropa pada hari Kamis ini, rencananya akan membahas lebih banyak opsi dukungan ke Ukraina, termasuk meminta 27 anggota KTT untuk membantu memasok peralatan energi guna mempercepat pemulihan pasokan listrik dan pembiayaan jangka panjang yang akan dimanfaatkan untuk membangun kembali fasilitas PLTU yang telah rusak.